Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan sulitnya mempertemukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah ruang dialog. Sehingga, dalam pertemuan dengan Zelensky dan Putin pada Juni lalu, Jokowi membahas krisis pangan.
"Sebetulnya ingin agar ada ruang dialog, tapi di lapangan saya lihat sulit untuk mempertemukan dalam sebuah ruang dialog antara Presiden Putin dan Zelensky. Jadi saya belokkan ke krisis pangan saja," kata Jokowi saat menyampaikan pengarahan kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sebagaimana dilihat di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/8/2022).
Baca Juga
Dia menuturkan saat pertemuan, Presiden Zelensky menyampaikan bahwa total ada 77 ton stok gandum di Ukraina. Sementara, kata Jokowi, Presiden Putin mengungkapkan stok gandum di Rusia mencapai 130 juta.
Advertisement
Hanya saja, Jokowi menyebut ratusan juta ton gandum tersebut tidak bisa keluar karena perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina. Kondisi inilah yang menyebabkan sejumlah negara mengalami krisis pangan.
"Kita makan beras hanya 31 juta ton, ini 207 juta ton tidak bisa keluar. Bapak/Ibu, bisa bayangkan negara-negara yang mengimpor dari sana, terutama Afrika saat ini berada dalam kondisi sangat sulit," jelasnya.
Jokowi menyampaikan bahwa food price index saat krisis keuangan tahun 2008 berada di angka 138,2. Sedangkan, pada krisis pangan 2012 food price index berada di angka 132,4.
"Tapi sekarang ini indeks sudah di 140,9, mengerikan," ucap Jokowi.
Menurut dia, saat ini ada 23 negara yang membatasai ekspor pangan untuk menyelamatkan negara masing-masing dari krisis pangan. Untuk itu, Jokowi menyebut Indonesia harus bersyukur karena sudah mulai melakukan swasembada pangan sejak 2019.
"Kita syukuri bahwa 2 minggu lalu disampaikan kepada kita sebuah sertifikat dari International Rice Riset Institute yang menyampaikan ketahanan pangan kita baik dan swasembada kita sudah dimulai sejak 2019," tutur dia.
Disisi lain, Jokowi menuturkan bahwa dunia sedang dihadapi situasi yang sulit karena krisis, pangan, energi, dan keuangan. Dia menyebut ada 66 negara yang ekonominya akan ambruk karena ketidakpastiaan global.
"Yang dulunya misalnya diperkirakan oleh lembaga-lembaga internasional 9 negara akan ambruk, tambah lagi 25 negara, tambah 42 negara, terakhir 66 negara ekonominya akan ambruk dan satu per satu sudah mulai," pungkas Jokowi.
Ukraina Bantah Titip Pesan ke Vladimir Putin Via Jokowi, Bagaimana Faktanya?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah meninggalkan pesan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Di sisi lain, pihak Rusia mengaku menerima pesan tidak tertulis dari Jokowi.
Semua berawal ketika Serhii Nikiforov yang menjadi juru bicara Zelensky mengatakan jika tidak ada pesan yang dipercayakan kepada Jokowi. Nikiforov mengatakan jika Zelensky ingin memberikan pesan kepada Putin, itu akan disampaikan langsung dalam pidato terbuka.
“Indonesia adalah salah satu importir gandum terbesar dari Ukraina, dan blokade pelabuhan Ukraina telah menjadi topik pembicaraan utama antara kedua presiden (Indonesia dan Ukraina, catatan editor) di Kiev,” kata Nikiforov ke kantor berita Pravda.
Nikiforov mengatakan, masalah ekspor gandum dari Ukraina yang diblokir oleh Rusia dibahas oleh Zelensky dan Jokowi. Mengenai pesan kepada Putin, Nikiforov mengatakan presiden akan berbicara di depan umum jika dia ingin berbicara dengan siapa pun.
“Rusia sepenuhnya bertanggung jawab atas terganggunya ekspor ke Indonesia, serta ke belahan dunia lain. Dan Rusia juga harus bertanggung jawab atas krisis pangan yang bisa muncul kecuali blokade pelabuhan Ukraina segera dicabut,” kata Nikiforov.
Advertisement
Tanggapan Zelenskyy
Lantas apa yang dikatakan Zelensky usai bertemu Jokowi?
Zelensky menikmati kunjungan Jokowi ke Ukraina. Menurutnya, Jokowi dan Indonesia saat ini menikmati otoritas tinggi di kancah internasional.
“Otoritas dan kehadiran Anda di dunia internasional sangat tinggi,” kata Zelensky usai bertemu Jokowi di Kyiv, yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (3/7). Pernyataan Zelensky ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh seorang penerjemah.
Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Widodo ke Ukraina dan Rusia, bukan hanya menuai apresiasi di jagad nasional. Internasional pun menaruh pujian kepada Jokowi atas misi perdamaian yang dibawa.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, punya catatan khusus terkait kunjungan yang dilakukan Jokowi. Menurut Burhanuddin, kehadiran Jokowi ke Ukraina dan Rusia mencatatkan sejarah penting.
Musababnya, tidak ada pemimpin negara di dunia yang bisa diterima secara terbuka oleh Rusia dan Ukraina.
“Ini sejarah, di mana belum ada pemimpin negara di dunia yang bisa diterima secara terbuka oleh dua negara yang sedang berperang, yakni Rusia dan Ukraina, selain Jokowi,” kata Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/7/2022).
Selain itu, Burhanuddin mengingatkan, ada catatan sejarah lain yang ditorehkan Jokowi selama menjalani misi perdamaian tersebut.
Menurut Burhanuddin, tidak ada pemimpin negara yang bisa masuk ke Ukraina dengan membawa Ibu Negara, termasuk turut memberikan sumbangan kemanusiaan.
“Hebatnya, ini dilakukan dengan tidak diam-diam, bahkan terbuka dan dipublikasi secara luas. Boris Johnson (Perdana Menteri Inggris) saja masuk ke Ukraina secara diam-diam dan tidak membawa keluarga,” kata Burhanuddin.