Liputan6.com, Jakarta Brigadir J alias Nofryansyah Yoshua Hutabarat menjadi korban pembunuhan, pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan. Sebelum meninggal dunia, ternyata korban sempat bercerita kepada ayahnya, Samuel Hutabarat soal cita-citanya.
Kepada ayahnya, mendiang Yoshua mengaku ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Strata 2 (S2) setelah menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Terbuka (UT).
Baca Juga
"Awal tahun kemarin memang dia, bercerita almarhum. Ada bocoran 'Pah, mak, IPK saya agak lumayan, saya mungkin di wisuda di bulan 6'. Rupanya bergeser waktu jadi bulan 8. Masuk abang kami panggil ke rumah. Almarhum Yoshua si abang, 'Saya Pak harus melanjut S2, ketika dia saya harus melanjut S2 di Universitas terbuka'. Kami mendorong cita-cita almarhum pada saat itu," kata Samuel kepada wartawan di Universitas Terbuka, Selasa (23/8/2022).
Advertisement
Tak hanya ingin melanjutkan pendidikan kuliahnya, Yoshua juga bercita-cita ingin menjadi seorang perwira polisi. Terlebih, ia pernah mendapatkan penghargaan berupa pin emas dari Jenderal (Purn) Idham Aziz sewaktu menjabat sebagai Kapolri. Hal itu lah yang membuat Brigadir J semakin terpacu untuk melanjutkan pendidikan dan ingin menjadi seorang perwira polisi.
"Penghargaan mendapat pin emas, itu jadi peluang dia untuk masuk menjadi melamar di perwira. Jadi bersabar lah pak tunggu dapat dulu ijazah saya S1, itu yang diomongin selama hidupnya," tutupnya.
Jadi Inspirasi
Sebelumnya, Irma Hutabarat, salah satu aktivis 98 menghadiri acara wisuda Brigadir J alias Nofryansyah Yoshua Hutabarat. Acara wisuda ini dilaksanakan di Universitas Terbuka (UT).
Saat itu, Irma menyebut, Brigadir J mempunyai cita-cita ingin menikah usai menjadi perwira setelah melaksanakan wisuda.
"Memang cita-citanya Yoshua itu untuk menjadi perwira supaya bisa menikah setelah di wisuda sebetulnya. Kan ibunya guru, jadi Endarosti Simanjuntak itu adalah seorang guru yang berhasil menjadikan empat anaknya itu mandiri, bekerja dan bersekolah tinggi semuanya," kata Irma kepada wartawan di lokasi, Selasa (23/8).
"Memang dari awal cita-citanya supaya bisa sarjana, dan hari ini lah kita melihat tercapai cita-citanya, walaupun orangnya sudah tidak ada. Saya juga mengharapkan supaya ini jadi inspirasi ya bagi banyak orang-orang lain seluruh Indonesia bersekolah setinggi-tingginya," sambungnya.
Advertisement