Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan hingga kini pemerintah masih mendiskusikan tiga skema bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Nantinya, hasil rapat akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Juga
"Ya kita kita sedang diskusikan di antara para menteri. Nanti dilaporkan ke Bapak, kemudian baru disiapkan ya," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Advertisement
"Belum (diputuskan skema subsidi,)," sambungnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani pun memberikan tiga pilihan mitigasi yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga energi global.
Pertama, menambah subsidi dan kompensasi yang jumlahnya mencapai Rp 698 triliun. Bila langkah ini yang ditempuh, maka pemerintah tidak perlu menaikkan harga Solar dan Pertalite.
"Pertama, subsidinya naik mendekati Rp 700 triliun," kata Sri Mulyani, Selasa 23 Agustus 2022.
Namun, jika harus menaikkan anggaran menjadi Rp 698 triliun, dia menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan semakin berat.
Mengingat subsidi energi tahun ini sudah naik tiga kali lipat dari yang ditetapkan pada awal yakni sebesar Rp 158 triliun.
Pilihan Lainnya
Pilihan kedua yang ditawarkan melakukan pengendalian volume konsumsi BBM bersubsidi karena konsumsinya terus meningkat. Pada Juli 2022 lalu, pemerintah telah menambah dan menghitung jumlah tambahan kompensasi dan subsidi BBM menjadi Rp 502 triliun dengan volume 27 juta kilo liter.
Hanya saja, dengan tren konsumsi masyarakat yang meningkat, diperkirakan kebutuhannya sampai akhir tahun mencapai 29 juta kilo liter.
"Kedua, volumenya dikendalikan, karena kalau volumenya terus (dibiarkan seperti sekarang) ya tadi (subsidi harus ditambah). Kalau dikendalikan kan berarti ada yang boleh beli ada yang enggak boleh beli," tuturnya.
Adapun pilihan ketiga menaikkan harga BBM bersubsidi. Sri Mulyani mengaku ketiga pilihan yang ada ini merupakan pil pahit bagi pemerintah.
"Tiga-tiganya sama sekali enggak enak. APBN jelas akan sangat berat karena subsidi BBM itu sudah naik 3 kali lipat," kata dia.
Advertisement
Dalam Pembahasan
Semua pilihan tersebut sedang dalam pembahasan para menteri dan Presiden Joko Widodo. Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah masih berhitung dan saling berkoordinasi untuk menentukan langkah yang akan diambil.
"Jadi Pak Luhut, Pak Airlangga, saya, Menteri ESDM, Pak Erick, PLN dan Pertamina semuanya sedang diminta untuk membuat exercise," kata dia.
Keputusan ini pun harus segera diambil, mengingat jatah subsidi akan segera habis. "Tentu kalau semakin lama, ini Agustus mau habis tentu ya mau nambah lagi, ya kan," pungkasnya.