Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta masyarakat khususnya lingkungan pesantren untuk menjaga nilai-nilai Islam moderat (wasathiyyah) yang mengedepankan kesantunan dan cara-cara yang baik.
Dia menilai, peristiwa kekerasan yang terjadi di salah satu pesantren di Tangerang tidak selaras dengan nilai Islam wasathiyyah dan ia meminta agar tidak terulang kembali di dunia pendidikan Islam.
Baca Juga
"Ini harus betul-betul diawasi lagi. Ini mencoreng dunia pesantren, terjadi kekerasan di pesantren. Saya minta jangan sampai di sekolah-sekolah Islam seperti Al Azhar ini terjadi,” kata Ma’ruf saat ceramah umum Al Azhar, Rabu (31/08/2022).
Advertisement
Ma'ruf menyatakan anak-anak tidak boleh diajarkan kekerasan, sebab hal itu akan terbawa hingga ia dewasa.
"Kalau masih kecil sudah diajarkan kekerasan, ini akan bisa membawa sikap yang tidak baik. Jadi, umat Islam itu harus santun,” tegasnya.
Selain itu, Ma’ruf menyebut dalam berdakwah pun harus dilakukan dengan cara-cara yang baik. Sebab, cara kekerasan itu sama saja dengan cara setan.
"Cara yang keras itu juga pengaruh setan supaya kita marah, emosional, dan sebagainya. Maka, kita disuruh fasta’in billah, minta perlindunganlah kepada Allah," imbau Wapres.
Sementara itu, Ma'ruf mengapresiasi Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai yang bersama-sama Yayasan Pesantren Islam Al Azhar telah berkiprah secara nyata bagi kemajuan umat.
"Semoga milad ke-37 Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai berjalan dengan baik dan penuh khidmat, dan Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai terus maju, berkarya untuk kesatuan dalam keberagamaan menuju Indonesia maju," pungkas Ma'ruf.
Santri di Pesantren Tangerang Tewas Usai Dikeroyok 12 Temannya
Kasus kekerasan hingga menyebabkan santri tewas lagi-lagi terjadi di dalam pondok pesantren (Ponpes) di kawasan Tangerang, Banten. Kali ini, insiden maut itu terjadi di Ponpes Darul Qur'an Lantaburo di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Seorang santri berinisial RAP (13) meninggal dunia usai dikeroyok 12 santri lainnya. Polisi pun sudah mengantongi identitas para terduga pelaku, antara lain AI (15), BA (13), FA (15), DFA (15), TS (14), S (13), RE (14), DAP (13), MSB (14), BHF (14), MAJ (13) dan RA (13).
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu pagi, 27 Agustus 2022 di Ponpes Darul Qur'an Lantaburo. Pengeroyokan tersebut diduga dipicu adanya provokasi dari salah satu pelaku karena tersinggung.
"Bahwa korban dianiaya oleh para pelaku karena diprovokasi oleh pelaku yang berinisial AI (15) yang menganggap korban sering berbuat tidak sopan, yaitu membangunkan seniornya menggunakan kaki," ujar Kapolres, Sabtu (27/8/2022).
Usai insiden pengeroyokan tersebut, korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang untuk mendapatkan perawatan. Namun nahas, korban dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.
"Insiden itu terjadi usai korban melakukan pengajian di lantai bawah, lalu dia bersama teman lainnya naik lantai 4 untuk mandi. Tiba-tiba korban ditarik ke kamar dan langsung dikeroyok, dipukul, ditendang dan diinjak-injak oleh para pelaku, sehingga mengakibatkan korban jatuh pingsan di lokasi," ujar Kapolres.
Advertisement
Pelaku dan Saksi Diamankan Polisi
Kini kasus tersebut tengah ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang Kota.
Para pelaku dan saksi telah dibawa ke Mako Polres Metro Tangerang Kota untuk penyidikan lebih lanjut.
"Korban pada saat di Rumah Sakit Sari Asih Cipondoh terlihat tanda lebam di muka, kepala dan dada serta keluar darah di hidung dan buih di mulut korban, untuk memastikan penyebab kematian, saat ini sedang dilakukan autopsi terhadap korban," kata Kapolres.
Sebelumnya, seorang santri di Pesantren Daar El Qolam, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten tewas setelah berkelahi dengan rekannya sesama santri, Senin (8/8/2022).
Kapolsek Cisoka, AKP Nur Rokhman mengatakan, perkelahian tersebut diduga dilatarbelakangi ketersinggungan. Perkelahian antara korban dan pelaku terjadi di dalam kamar yang ditempati keduanya selama belajar di dalam pesantren.
Korban yang berinisial BD (15), berkelahi dengan pelaku berinisial R (15).
"Kalau menurut keterangan saksi, perkelahian. Latar belakangnya, kemungkinan tersinggung ya," ungkap Kapolsek.