Liputan6.com, Jakarta Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menangis saat menonton film Sayap-Sayap Patah karya Denny Siregar karena ingat dengan istrinya di XXI Metropole, Jakarta Pusat pada Rabu (31/8/2022).
Diketahui, Moeldoko mengajak rekan-rekan muda yang bekerja di staf kepresidenan untuk ikut nonton bareng Sayap-Sayap Patah.
Baca Juga
Moeldoko mengatakan sambil sedikit tertawa bahwa dirinya menangis saat menonton film Sayap-Sayap Patah karya Denny Siregar.
Advertisement
“Ya (sambil tertawa)”, kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, saat ditemui tim Liputan6.com di XXI Metropole, Rabu (31/8/2022).
“Pada saat itu, saya membayangkan istri saya seringnya ditinggal. Udah nanti nangis beneran (sambil ketawa kencang)”, lanjut Moeldoko.
Film Sayap-Sayap Patah berhasil menghipnotis penontonnya dengan alur cerita yang luar biasa. Hal tersebut juga diakui oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
“Saya secara pribadi melihat ini top luar biasa”, kata Moeldoko dengan bangga.
Bukan tanpa tujuan Moeldoko mengajak rekan-rekan muda yang bekerja di staf kepresidenan untuk ikut nonton bareng Sayap-Sayap Patah. Moeldoko ingin anak buahnya yang bekerja di institusi pengambil kebijakan, dapat mengambil makna dalam setiap peristiwa atau momen penting yang terjadi.
“Kalau mereka bisa memaknai sebuah peristiwa, maka mereka akan kaya dengan input untuk merumuskan kebijakan, gitu kira-kira. Yang kedua, siapa tahu dari mereka nanti akan ada yang dapet tentara atau polisi ya seperti itulah tugasnya,” ucap dia.
Moeldoko pun sempat mengenang saat dirinya masih aktif sebagai komandan lapangan, yang mana ada anak buahnya yang harus gugur saat ditugaskan di Timor Timur. Dia mengaku momen tersulit dalam kondisi itu adalah menyampaikan kondisi tersebut kepada istri dan keluarga anak buahnya yang gugur.
“Satu hal yang sangat-sangat sulit, saat saya operasi di Timor Timur, tiga anggota saya gugur, dan kembali dari daerah operasi saya terlalu amat sangat sulit menghadapi istri. Nah ini tadi yang dilukiskan ya seperti itulah kondisinya,” kata Moeldoko.
Moeldoko juga mengakui bahwa akting dari para pemain film Sayap-Sayap Patah luar biasa.
"Luar biasa. Sangat sempurna bagus", puji Moeldoko.
Pesan Moeldoko
Lebih lanjut, Moeldoko berpesan kepada siapa saja yang menonton film Sayap-Sayap Patah dimanapun berada.
“Kapan pun dimana pun menonton, ini sebuah peristiwa, anda harus bisa memaknai ini sebuah peristiwa sehingga nanti kita menjadi sebuah bangsa yang semakin strong semakin kuat”, tegas Moeldoko.
Moeldoko sedikit menceritakan kondisi di Istana pada saat terjadi kerusuhan Mako Brimob, Depok 8 Mei 2018 yang difilmkan pada film Sayap-Sayap Patah karya Denny Siregar.
“Oh kebetulan saya satu helikopter dengan Pak Presiden, waktu itu di atasnya Sumatera Selatan. Pas banget saya dengan Presiden sehingga Presiden setiap saat mengikuti perkembangan itu dan Kapolri juga melaporkan sayangnya memang tidak tahu persis langsung di lapangan. Tapi saya tahu persis langkah-langkah yang waktu itu dilaporkan Kapolri ya kepada Presiden”, ungkap Moeldoko.
Moeldoko mengatakan keputusan yang diambil saat itu dak bisa dikatakan tepat 100% atau kurang 100%.
“Itu tidak bisa, sebuah keputusan tidak bisa dikatakan tepat 100% kurang 100% dan seterusnya. Situasi itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang bekerja saat itu. Lingkungan yang terjadi saat itu sayangnya tidak bisa melihat situasi secara langsung”, ujar Moeldoko.
Advertisement
Berawal dari Kegelisahan Denny Siregar
Selaku Produser, Denny Siregar turut hadir pada saat acara nonton bareng Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di XXI Metropole, Jakarta Pusat.
Denny Siregar mengatakan dirinya gelisah dengan sikap masyarakat yang jarang menghargai perjuangan bahkan mengenang momen atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia. Hal tersebutlah yang menjadi motivasi dirinya untuk membuat film Sayap-Sayap Patah.
“Gak ada ide sih. Kita ini, sebenarnya karena saya yang gelisah aja kita ini jarang menghargai kejadian-kejadian atau orang-orang yang sebenarnya gugur dalam tugasnya bahkan bukan hanya kuburnya, kapan peristiwanya aja kita cepet lupa. Saya hanya ingin bikin monumen aja buat mereka, itu aja sih. Walaupun orang gak ada yang tau, biarkan saya yang beritakannya kepada banyak orang bahwa peristiwa ini adalah ada orang-orang yang gugur dalam peristiwa ini. Itu aja sederhana”, jelas Denny Siregar saat ditemui tim Liputan6.com di XXI Metropole, Jakarta Pusat pada Rabu (31/8/2022).