Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terlibat kasus pembunuhan Brigadir J. Kasus ini tidak cukup dengan satu versi kronologi.
Mulai dari penegak hukum, pengacara, hingga warganet turut ambil bagian dalam menyampaikan keyakinan dan pemikirannya.
Sejenak mundur ke belakang, Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J meregang nyawa di kediaman dinas Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Kala itu, kematiannya baru diketahui usai pihak keluarganya di Jambi berteriak ke publik melalui media sosial bahwa putranya meninggal secara tidak wajar.
Advertisement
Awak media yang mendengar hal itu langsung mengonfirmasi kepada Divisi Humas Mabes Polri. Melalui Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membenarkan tentang kematian Brigadir J. Lewat pembenaran itulah sengkarut yang berjalan hampir dua bulan ini berasal.
Saling silang pendapat terkait kronologis kematian Brigadir J mencuat. Mulai dari versi polisi, pengacara, hingga warganet. Berikut rangkumannya:
1. Versi Dugaan Pelecehan Seksual dan Adu Tembak
Pelecehan seksual adalah versi pertama yang publik dengar. Hal itu langsung disampaikan oleh Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan selang tiga hari pasca insiden.
Dia mengatakan, jika telah terjadi upaya pelecehan dari Brigadir J terhadap istri dari Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi saat berada di rumah dinas Jalan Duren Tiga Komplek Polri Jakarta Selatan. Kala itu, Brigadir J disebut menodongkan pistol ke kepala Putri sehingga membuatnya berteriak.
Teriakan itu kemudian didengar oleh Bharada RE alias Richard Eliezer. Keduanya lantas terlibat adu tembak dan menyebabkan Brigadir J tewas.
Polisi menyebut, tembakan Bharada RE kepada Brigadir J hanya sebatas tindakan membela diri karena Brigadir J yang lebih dulu menodongkan pistolnya. Kesaksian itu diperkuat oleh pernyataan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.
Menurut Budhi, kehebatan Bharada RE sebagai instruktur tembak menjadi alasan mengapa tidak ada luka tembak di tubuh Bharada RE dan hanya Brigadir J yang tewas dengan lima peluru bersarang.
2. Versi Pengacara Keluarga Brigadir J
Mengamini kejanggalan kematian sang putra, keluarga Brigadir J akhirnya menunjuk seorang pengacara untuk memperkarakan temuan terkait. Seorang pengacara bernama Kamaruddin Simanjuntak, dipercaya dan membawa hal itu ke pihak Mabes Polri.
Dari keterangan keluarga dan analisisnya, Kamaruddin adalah orang pertama yang menyangsikan versi kepolisian di muka publik. Dia mengklaim, berdasarkan logika akal sehat dan nalar, tidak mungkin ada seorang bawahan berani melakukan tindakan pelecehan terhadap seorang istri atasannya yang berpangkat jenderal bintang dua.
Praduga liar pun berkembang, Kamaruddin meyakini jika ada sebuah rahasia yang diketahui Brigadir J terkait atasannya. Sehingga nyawa menjadi taruhannya.
Dia pun kembali menampik, jika adanya adu tembak menurut versi polisi adalah tidak benar. Sebab, terdapat luka yang diyakini sebagai tindak penyiksaan, selain luka tembak dari foto jasad Brigadir J yang dilihatnya.
Advertisement
3. Versi Mahfud Md Sebut Ada Adegan Orang Dewasa
Menko Polhukam Mahfud Md memantik dengan pernyataan bersayapnya. Menurut dia, telah terjadi adegan yang hanya boleh didengar orang dewasa sebagai motif kematian Brigadir J.
Lewat podcast Deddy Corbuzier, bahkan Menko Mahfud menyebut hal itu sangat menjijikkan.
Namun Mahfud tidak merinci pernyataanya lebih detil seperti apa hal menjijikan yang hanya boleh didengar orang dewasa tersebut.
Lebih lanjut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengamini jika pengaruh Ferdy Sambo sebagai jenderal bintang dua dan eks Kepala Divisi Propam Polri sangat kuat. Oleh karena itu, pria berpangkat Irjen itu diamankan di tempat khusus di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
"Mako Brimob untuk diamankan karena di sana ada tempat khusus yang lebih steril dari pengaruh luar dan tidak sembarang orang masuk ke situ. Banyak yang terlibat di sini dan banyak orang ketakutan merembet ke kasus lain," ucap Mahfud Md.
4. Versi Deolipa Eks Pengacara Bharada RE
Deolipa Yumara sempat menjadi pengacara dari Bharada Richard Eliezer (RE). Walau hanya berlangsung singkat, Deolipa sempat memiliki kesempatan untuk menyampaikan apa yang diketahuinya soal sengkarut kasus ini.
Tanda tanya soal alasan tewasnya Brigadir J diyakininya bukan sebab tindak pelecehan seksual. Menurut dia, pernyataan pengacara keluarga Brigadir J yang menyebut adanya sebuah rahasia yang diketahui tentang Irjen FS menjadi penyebabnya.
Dalam sebuah diskusi di sebuah tv swasta nasional, Deolipa menyebut ada praduga bahwa LGBT dalam sengkarut kasus ini.
Advertisement
5. Versi Netizen
Memiliki ruang bebas beropini membuat pengguna sosial media ikut berkomentar soal kematian Brigadir J. Mereka ikut menyangsikan adanya kronologis adu tembak dan lebih mengamini pernyataan Menko Mahfud Md.
Mereka juga tidak yakin jika Brigadir J tewas hanya dengan luka tembak. Adanya pernyataan Kamaruddin tentang adanya penyiksaan sebelum tewas, menjadi lebih masuk akal.
Belum lagi soal adanya dugaan sebuah hal rahasia yang coba diungkap. Hal itu dinilai lebih masuk akal menjadi alasan kuat kematian Brigadir J ketimbang soal tudingan pelecehan.
Namun rahasia yang dihubungkan warganet berbeda dengan Deolipa. Warganet lebih percaya jika rahasia tersebut adalah sosok polisi cantik dan konsorsium 303.