Liputan6.com, Jakarta PT Transjakarta menargetkan program elektrifikasi bus listrik rampung pada 2023. Untuk mewujudkan hal tersebut, jajaran direksi Transjakarta bertemu Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartanto.
"Bersilahturahmi, serta berkoordinasi dengan Pak Menko Perekonomian untuk menjelaskan mengenai strategi dan program elektrifikasi bus Transjakarta hingga tahun 2030," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta, Anang Rizkani Noor di Kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022).
Seluruh armada Transjakarta ditargetkan telah terelektrifikasi pada 2030. Menurut Anang, program itu juga sebagai bentuk mendukung terwujudnya net zero emission atau zona rendah emisi yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Advertisement
Baca Juga
"Kita punya rencana untuk melakukan elektrifikasi bus Tj pada tahun 2030 untuk bisa ikut menjadi pendorong bagi net zero emission yang juga dicanangkan oleh pemerintah," jelas Anang.
Anang menyebut terdapat sekitar 10 ribu armada yang akan bertransformasi menjadi bus listrik pada 2023. Dengan rincian, armada bus besar seperti Transjakarta hingga bus kecil seperti angkot atau mikrotrans.
"Jadi semua dari yang besar sampe yang kecil akan diganti menjadi listrik pada taun 2030 semua itu diperkirakan 10.000. Kalau sekarang itu 4.000. Nah itu semua bahkan sampai ke bus kecil tadi itu akan menjadi listrik," jelas Anang.
Anang menjelaskan apabila 10 ribu armada berhasil dielektrifikasi pada 2030, maka Transjakarta berpartisipasi mengurangi emisi karbon sebesar 53 persen.
"Kalau kita lihat di dalam perencanaan kita dengan dielektrifikasinya seluruh armada kita di tahun 2030 diperkirakan kita akan bisa mengurangi emisi karbon dari kita sendiri ya bukan secara dari keseluruhan Indonesia yaitu kita berkurang 53 persen emisi karbon," ujar Anies.
PT Transjakarta Temui Menko Airlangga
Jajaran direksi PT Transjakarta bertemu Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta, Anang Rizkani Noor mengungkapkan, tujuan jajaran dereksi ini, untuk membahas sistem transportasi publik di Jakarta, khususnya elektrifikasi bus.
"Saat ini tentu untuk mengembangkan hal tersebut menjadi 10 ribu tentu harus mendapatkan dukungan juga dari Pemerintah Pusat (Pempus)," kata Anang di Kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022).
Menurut dia, selama ini, informasi seputar transformasi transportasi selalu dibahas di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Mereka menilai hal tersebut juga perlu dibicarakan langsung bersama pemerintah pusat.
"Secara umum, satu memberi informasi secara umum karena kan kita selama ini kan report kepada Pemprov DKI Jakarta," ujar Anang.
Dia menuturkan, pertemuan tadi baru sebatas memberikan laporan secara umum dahulu. Sementara itu, untuk pembahasan yang lebih detail akan dilakukan pertemuan lanjutan.
"Oleh karena itu tadi kita memberikan laporan secara umum terlebih dahulu detail tentu akan bisa dilakukan dengan berbagai pertemuan lanjutan," jelas Anang.
Advertisement
Butuh Regulasi
Transjakarta, kata Anang, juga membutuhkan dukungan regulasi dari Menko Perekonomian untuk mendukung penetapan elektrifikasi bus di Jakarta.
"Sangat mendukung, Pak Menko sangat mendukung dan oleh karena itu akan berbicara lebih detail lagi mengenai hal-hal yg terkait dengan elektrifikasi itu," ujar dia.
"Tentu dari pemerintah diharapkan adalah dukungan regulasi yang memadai yang mensupport untuk elektrifikasi itu," lanjut Anang.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggandeng serikat pekerja transportasi untuk mewujudkan transisi transportasi umum di Jakarta dalam program elektrifikasi armada bus Transjakarta.
Pemprov DKI juga menargetkan 100 persen elektrifikasi seluruh armada angkutan umum, mulai dari bus besar hingga mikrotrans, dalam beberapa tahun ke depan.