Sukses

Persiapan Pilpres 2024, Pendukung Anies Sambangi Kantor NasDem dan PKS di Yogya

Kelompok masyarakat pendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, menyambangi Kantor DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok masyarakat pendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, menyambangi Kantor DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Yogyakarta. Mereka yang tergabung dalam Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) ini mendesak, agar kedua pengurus partai tingkat provinsi itu bisa memberikan rekomendasinya untuk Anies.

"Meminta pengurus partai level provinsi lebih aktif dalam meyakinkan 'Bos’ partai masing-masing tentang besarnya dukungan arus bawah untuk Anies," kata Ketua SKI Jawa Tengah Azmi Majid.

Azmi menjelaskan, gerilya politik SKI kerap dilakukan di kantor-kantor partai pada tingkat kabupaten dan kota. Sebelumnya, SKI juga sudah mendatangi Kantor PKS di Pemalang pada 30 Agustus 2022.

"Ketua PKS setempat, Suwarso berjanji untuk meneruskan desakan warga ke pimpinan partai. Namun, warga juga diminta mendorong terciptanya koalisi beberapa partai karena PKS tak bisa sendirian,” ujar Azmi.

Gerilya politik SKI tak hanya dilakukan ke Nasdem dan PKS. Pada provinsi Jawa Timur, misalnya, SKI setempat juga sudah berencana mendatangi kantor PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Kami menemukan fakta bahwa akar rumput dua partai tersebut lebih condong ke Pak Anies. Makanya kami akan sowan juga ke sana,” ujar Thayyib Kartawi, juru bicara SKI Jawa Timur dalam keterangan senada.

2 dari 2 halaman

Langkah Positif

Menanggapi gerilya politik SKI, Sosiolog Politik Universitas Trunojoyo Madura Khoirul Rosyadi mengatakan, gerakan warga yang berinisiatif menyampaikan aspirasi politiknya ke kantor-kantor partai tingkat lokal adalah hal positif.

"Apa yang dilakukan SKI di berbagai wilayah merupakan upaya menyambungkan pikiran massa dengan langkah elit politik," kata pria akrab disapa Cak Ros ini saat dikonfirmasi terpisah.

Cak Ros melihat, selama ini suara dari dua pemangku kepentingan politik itu dinilainya kerap tidak sinkron antara suara rakyat dan petinggi partai. Dia merasa, ada distorsi yang disebabkan oleh meningkatnya pola politik transaksional serta menguatnya cengkeraman oligarki.

Oleh sebabnya, gerilya yang ‘menggeruduk’ kantor parpol tingkat kabupaten/kota tak bisa dipandang sebelah mata. Hal itu diyakini sebagai upaya mendesak partai-partai politik untuk mengegolkan sosok atau nama tertentu, seperti yang dilakukan SKI untuk Anies Baswedan.

"Hal itu bakal sukses jika dilakukan secara masif, teroganisir dan konsisten oleh kelompok-kelompok warga di seluruh wilayah di Indonesia dan kesuksesan gerakan ditentukan oleh sejauh mana mereka mampu melakukan scale up (perluasan skala gerakan) dan scale in (pendalaman dukungan). Gerakan ini punya peluang membesar,” pungkasnya.