Sukses

Jelang Habis Masa Jabatan, Anies Minta Doa ke Jemaat GBI Jelambar Timur

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta didoakan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur dan seluruh elemen masyarakat yang hadir saat peresmian Gedung GBI Jelambar Timur, Penjaringan

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta didoakan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur dan seluruh elemen masyarakat yang hadir saat peresmian Gedung GBI Jelambar Timur, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (3/9/2022).

Anies minta doa agar diberikan kemudahan menuntaskan tugasnya di Jakarta yang bakal berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.

"Jadi buat semua di sini juga, doakan kami agar bisa menuntaskan ini dengan baik karena tinggal satu setengah bulan lagi dan sesudah itu ada tugas apapun, kita siap, karena sebenarnyanya setiap badan kita menempel banyak peran," kata Anies.

Kepada jemaat GBI Jelambar Timur, Anies membenarkan akan berakhir masa jabatan sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta. Namun, kata dia yang berakhir memimpin Jakarta itu ialah sosok Aniesnya, bukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Memang benar bulan depan periode kami berakhir, ya periode kami berakhir tapi Pemprov DKI Jakarta tidak berakhir. Jadi yang berakhir itu adalah Anies," ujar dia.

Hal itu diungkapkan Anies dalam sambutannya saat menghadiri dan meresmikan Gedung Gereja Bethel Indonesia jemaat Jelambar Timur di Penjaringan, Jakarta Utara. Menurut Anies nama Gubernur datang dan pergi. Namun, dia berujar keberagaman dan persatuan harus dijaga.

"Nama gubernur datang dan pergi. Gubernurnya tidak pernah datang dan pergi. Gubernur selalu ada yang beda itu isi di nama dan tanda tangannya. Itu yang beda-beda. Gubernur selalu ada dan kami mengharapkan ini bisa diinstitusikan dan suasana harus terjaga," jelas Anies.

2 dari 2 halaman

Anies Bicara Keberagaman

Anies menyampaikan bahwa suasana keberagaman dibangun oleh masing-masing individu itu sendiri. Pada akhirnya, membangun suasana kebersamaan kata Anies kembali pada pilihan yang dibuat.

"Pada akhirnya adalah kita yang meneruskan apakah kita memilih untuk membangun suasana kebersamaan atau kita memilih untuk membangun suasana perceraian. Itu suasana pilihan kita, bukan pilihan orang lain. Kita pilih untuk membangun suasana kebersamaan," ujar dia.