Â
Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Dalam agenda tersebut, digelar pertemuan empat mata antara Puan dengan Prabowo. Sinyal PDIP bakal merapat ke koalisi Gerindra-PKB?
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menegaskan, peluang PDIP bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB terbuka. Prabowo mengatakan sejak awal deklarasi koalisi dengan PKB telah membuka peluang kehadiran anggota baruÂ
Advertisement
"Dan dari awal waktu kita juga deklarasikan kerja sama dengan PKB dari awal kita mengatakan itu juga terbuka," ujar Prabowo usai pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).
Gerindra dan PKB, kata Prabowo, menginginkan membentuk sebuah koalisi yang besar dan solid. Maka itu pintu terbuka bagi PDIP bila ingin bergabung. "Kita ingin juga kerja sama yang besar, yang solid," kata Menteri Pertahanan ini.
Baca Juga
Gerindra dan PDIP pun akan melanjutkan komunikasi politik ke depannya. Prabowo mengatakan, ingin mencari alternatif terbaik demi bangsa Indonesia.
"Ini lah demokrasi Indonesia kita buka peluang, buka komunikasi dengan semua pihak, ingin cari alternatif terbaik, rakyat indonesia perlu alternatif terbaik, saya kira itu kesimpulan kita," ujarnya.
Sedangkan Puan Maharani juga menyampaikan, bahwa pertemuan dengan Prabowo akan terus berlanjut. PDIP memberikan ruang bagi Prabowo untuk melakukan kerja sama dalam rangka Pemilu 2024. Namun, masih perlu ada proses dan waktu.
"Jadi ini bukan pertemuan yang pertama karena sudah berkali-kali ketemu. Tapi insyaallah bisa dipastikan bukan pertemuan terakhir, ya Mas Bowo ya," ujar Puan usai pertemuan dengan Prabowo, Minggu (4/9/2022).
Â
Â
PKB Sebut Agak Rumit Jika PDIP Merapat
Sementara itu, Wakil Sekjen PKB Saiful Huda menduga konfigurasi politik akan rumit ketika PDIP bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB. Sebabnya adalah suara PDIP di 2019 yang melampaui Gerindra dan PKB.
"Tapi kan kemungkinan konfigurasinya agak rumit ya. Misalnya secara suara Gerindra kan di bawah PDIP, kira kira kan begitu. Itu agak rumit tuh konfigurasinya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9).
Sementara, Gerindra mendorong ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Lebih logis kalau Gerindra bersama partai menengah.
Bergabungnya PDIP dalam koalisi Gerindra-PKB akan membuat rumit fatsun politik di dalam koalisi.
"Iya, pasti rumit, fatsun politiknya agak susah. Karena itu kenapa pula semangat kami dengan Gerindra membangun koalisi itu karena bayangannya ini bagian dari komitmen kita paling enggak tiga pasangan dalam pemilu nanti," ungkap Huda.
Sementara, untuk penambahan anggota koalisi baru, semua kembali kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Semua yang memutuskan adalah dua pimpinan partai ini.
"Kita serahkan ke Pak Prabowo dan Gus Muhaimin ya. Tentu beliau punya hitungan-hitungan bagaimana supaya mekanisme dan skema tiga pasangan ini bisa didorong," tutup Huda.
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Â
Advertisement