Sukses

Disharmoni Andika Perkasa dan Dudung Berpotensi Ganggu Soliditas TNI

Terungkap ada hubungan tidak harmonis antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Dudung Abdurachman

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas menyatakan isu keretakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman bisa berpengaruh pada soliditas di tubuh TNI.

Apalagi, Anton menilai jawaban Andika terkait disharmonisasi itu nampak sangat normatif. “Jika dicermati, jawaban Andika Perkasa terkait kabar disharmoni hanya menampilkan kesan normatif. Andika tidak memberi jawaban yang lugas menampik kabar tersebut. Hal ini dapat diartikan hubungan dua elit TNI tersebut tidak sedang baik-baik saja,” kata Anton dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).

Menurut Anton, hal wajar apabila hubungan antar pimpinan mengalami pasang surut. Anton menyebut sebuah organisasi, termasuk institusi militer, keberadaan sebuah budaya politik merupakan hal biasa.

“Namun budaya politik yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak destruktif bagi organisasi militer seperti TNI. Selain terganggunya target dan sasaran strategis militer, friksi politik di antara jenderal dapat mengganggu profesionalitas dan soliditas di tubuh TNI. Sebab, kabar disharmoni ini jika dibiarkan maka dapat menurunkan moral prajurit. Apalagi, para jenderal yang berselisih memiliki posisi dan kewenangan strategis dalam institusi TNI,” terangnya.

Anton berpendapat Presiden Joko Widodo alias Jokowi perlu mengambil langkah merespon hal ini. Jokowi diminta menengahi serta memastikan Panglima TNI Andika Perkasa dan KSAD Dudung Abdurachman dapat saling bekerja sama.

“Informasi yang beredar dalam Rapat Kerja Komisi I DPR sangat penting untuk diklarifikasi, mengingat forum tersebut adalah formal dan resmi. Pembiaran atas kabar disharmoni ini justru akan mengganggu penuntasan rencana dan target pemerintah terkait sektor pertahanan,” kata dia.

Melihat sejarah, lanjut Anton, disharmoni antar elit di tubuh militer bukanlah hal baru. Sejak kepemimpinan Presiden Sukarno, friksi politik antar jenderal telah banyak mengemuka. Dan fenomena tersebut tidak hanya terjadi di dalam satu matra melainkan juga antar matra angkatan bersenjata.

“Publik tentu berharap para pimpinan TNI tidak lagi mempertontonkan sikap kurang mampu bekerja sama satu sama lain, yang justru dapat menimbulkan kegaduhan tidak perlu. Mempertahankan sikap yang mengedepankan ego politik hanyalah akan menggerus tingkat kepercayaan publik pada TNI. Dan pada akhirnya, yang merugi dan dikorbankan adalah citra institusi TNI,” pungkas dia.

2 dari 3 halaman

DPR Soroti Keretakan Hubungan Panglima TNI dan KSAD

Komisi I DPR RI mengungkit isu keretakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Dalam rapat bersama Jenderal Andika, Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyebut ketidakharmonisan antara Andika dan Dudung sudah banyak diketahui publik.

"Ini semua menjadi rahasia umum Pak, rahasia umum Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," kata Effendi pada Rapat Komisi I, Senin 5 September 2022.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menyebut sifat atau ego Andika dan Dudung telah merusak hubungan di internal TNI. Meski mengaku dekat dengan Andika dan Dudung, Effendi menyebut kedua jenderal telah merusak hubungan antara senior dengan junior.

"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior, Pak. Dengan segala hormat saya, Pak, saya dekat dengan Pak Andika, saya dekat dengan Pak Dudung," kata dia.

Effendi itu menyebut banyak catatan Komisi I DPR terhadap pertentangan dua jenderal. Bahkan, kasus anak Dudung yang gagal masuk Akmil juga turut dibahas.

"Saya punya catatan ini tidak elok kalau saya sampaikan Pak, dari mulai pertentangan soal ini, banyak sekali catatannya sampai ke urusan anak Pak Jenderal Dudung yang katanya tidak lulus karena umur dan karena tinggi badan katanya," kata dia.

Effendi meminta Jenderal Andika sebagai Panglima TNI lebih tegas dalam menerapkan hukuman. Menurutnya, Andika kurang tegas selama menjabat sebagai orang nomor satu di militer Indonesia ini.

"Saya tahu Anda orang perfeksionis. Tapi sayangnya punishment di Anda kurang. Kalau saya seperti itu, take it or leave it, dia apa saya, saya lapor presiden. Biar aja gemuruh republik ini. Ngapain Pak, kita sandang-sandang semua jabatan kalau tidak ada ketegasan," ungkapnya.  

3 dari 3 halaman

Andika Perkasa Tepis Isu Hubungan Tidak Harmonis dengan KSAD

Komisi I DPR RI mengungkit mengenai adanya isu keretakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Menanggapi hal tersebut, Jenderal Andika menyatakan dirinya merasa tidak ada masalah dengan Dudung Abdurachman. “Dari saya tidak ada (masalah), karena semua yang berlaku sesuai peraturan perundang-undangan tetap berlaku,” kata Andika di Kompleks Parlemen Senayan, Senin 5 September 2022.

Andika mengakui ada perbedaan pandangan antara dirinya dengan Dudung, namun ia menyatakan isu keretakan dirinya dan Dudung tidak menggangu kerja TNI.

Meski demikian ia mempersilakan pihak luar untuk menilai sendiri. “Memang berbeda a,b,c, terserah bagaimana yang melihat. Tapi saya tetap melakukan tugas pokok fungsi saya sesuai dengan peraturan perundangan,” kata dia.

Saat ini, lanjut Andika, hubungan dirinya dan Dudung berjalan baik dan tidak mengganggu tupoksi kerja masing-masing. “Selama ini enggak ada yang kemudian berjalan berbeda,” kata dia.

“Menurut saya kita tetap menjalankan kegiatan kita sesuai peraturan perundangan, jadi enggak ada yang berbeda dan tidak ada yang kemudian melenceng dari tupoksi kita,” tutur dia.

Sebelumnya, Dalam rapat bersama TNI, Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon menyebut ketidakharmonisan antara Panglima TNI Andika Perkasa dan Dudung sudah banyak diketahui publik. 

Effendi menyebut sifat atau ego Andika dan Dudung telah merusak hubungan di internal TNI. Meski mengaku dekat dengan Andika dan Dudung, Effendi menyebut kedua jenderal telah merusak hubungan senior-junior.