Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama C40 meluncurkan program Climate Action Implementation dan Proyek Cities Finance Facility (CFF), dengan fokus membangun rumah sakit di DKI yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Program CFF ini disebut Hospitals Improvement for Green and Just Recovery Project (HIGJR) dan akan berlaku pada 28 rumah sakit milik pemerintah (RSUD) di DKI Jakarta.
Baca Juga
“Pertama kami bersyukur Jakarta menjadi tempat di mana Program C40 yang terkait dengan Climate Action Implementation Program dan City Finance Facility Project itu di Jakarta diluncurkan dan kami melihat bahwa masalah lingkungan hidup ini adalah masalah yang harus diselesaikan mulai dari sekarang, jangan ditunda dan buat projek ini di Jakarta, kita akan memfokuskan pertama pada rumah sakit,” kata Anies kepada wartawan, di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta Pusat, pada Selasa (6/9/2022).
Advertisement
Anies mengaku, rumah sakit menyerap banyak energi dan mengeluarkan banyak limbah karena aktivitasnya yang berlangsung selama 24 jam. Nantinya, fasilitas-fasilitas di RSUD akan dibuat menjadi lebih ramah lingkungan.
“Rumah sakit adalah salah satu fasilitas yang bekerja 24 jam. Dia menyerap energi begitu banyak dan mengeluarkan limbah juga cukup banyak. Nah, pengelolaannya dari mulai konsumsi energinya sampai dengan limbahnya itu, akan kita lakukan transformasi supaya lebih sustainable. Sumber energinya, kemudian management wasenya dengan baik,” kata Anies.
Adapun contoh penggantian fasilitas ramah lingkungan adalah dengan mengganti sumber listrik menjadi solar PV system dan sumber air dengan metode baru.
"Nanti ya dari mulai sumber listriknya, dari mulai sumber airnya, pemanfaatan airnya, banyak sekali energi yang terpakai yang bisa menggunakan metode-metode baru. Nah di situ lah kita nanti dapat merasakan rumah sakit kita lebih hemat energi. Energi itu kan dari mulai air, listrik, sampai gas, macem-macem," jelas Anies.
Anies Ganti Nama RSUD Menjadi Rumah Sehat Jakarta
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengadakan pencanangan penamaan 'Rumah Sehat untuk Jakarta' secara serentak di enam wilayah kota dan kabupaten di Jakarta.
Pencanangan penamaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat Jakarta dilakukan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Nantinya ke depan tidak ada lagi RSUD di Jakarta, melainkan namanya adalah Rumah Sehat Jakarta.
"Kita mencanangkan, penjenamaan rumah sehat untuk Jakarta. Program ini sebenarnya sudah dirancang sejak lama, ide gagasan mulai dibahas 2019. 2020 awal, mulai kita siapkan langkah-langkahnya lalu muncul pandemi sehingga ini terhenti, baru kemudian diaktifkan lagi setelah kita bisa suasananya lebih memungkinkan," kata Anies di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu 3 Agustus 2022.
Anies menjelaskan alasan perubahan rumah sakit menjadi Rumah Sehat ini dilakukan agar. Kata dia, agar rumah sakit selama ini identik dengan tempat orang sakit. Sehingga pola pikir itu harus diubah dengan mengganti nama RSUD menjadi Rumah Sehat.
"Mengapa penanaman dilakukan, selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit, lalu datanglah ke rumah sakit untuk sembuh, untuk sembuh itu harus sakit dulu, sehingga tempat ini menjadi tempat orang sakit," kata Anies.
Anies menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 juga memberikan pelajaran penting untuk lebih menjaga kesehatan. Oleh karena itu, Anies ingin agar rumah sakit di Jakarta juga dapat berperan dalam aspek preventif atau pencegahan.
"Nah di sisi lain pada saat pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan, karena itu kita ingin agar rumah ini menjadi rumah di mana perannya ditambah, aspek promotif, aspek preventif," terang Anies.
Advertisement
PDIP Nilai Perubahan Rumah Sakit Jadi Rumah Sehat Oleh Anies Bakal Timbulkan Kebingungan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menanggapi soal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang melakukan pencanangan mengubah nama Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
Menurut Gilbert kebijakan Anies yang mengubah nama Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat itu sangat rancu. Perubahan itu kata dia, berpotensi menyebabkan kebinggungan dalam banyak hal, salah satunya dalam dunia pendidikan.
"Mengartikan bahasa Inggris hospital akan menjadi dua arti, Rumah Sehat untuk RSUD DKI dan Rumah Sakit buat RS di luar RSUD, dan keduanya mempunyai arti yang berbeda. Ini akan membingungkan mereka yang sekolah," kata Gilbert dalam keterangannya, Rabu 3 Agustus 2022.
Selain itu, Gilbert menjelaskan secara nasional Rumah Sakit merupakan singkatan dari Rumah Sakit. Sehingga menurut Gilbert perubahan itu akan membutuhkan penyesuaian yang cukup luas.
"Ini sama seperti arti rumah singgah yang beda dari rumah tinggal. Secara nasional juga RS masih singkatan Rumah Sakit, bukan Rumah Sehat," ujar dia.
Gilbert berpandangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak boleh sembarangan dan gegabah dalam mengambil kebijakan. Terkait perubahan tersebut, Gilbert meminta Pemprov DKI melibatkan pihak ahli termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Ini bukan seperti penamaan jalan yang merupakan wewenang DKI dan tidak jelas alasannya, membingungkan dan menimbulkan penolakan masyarakat. Apalagi perubahan nama RS dilakukan 2 bulan menjelang berakhir jabatan," jelas Gilbert.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com