Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengingatkan kepada jajarannya untuk tetap waspada terhadap pihak yang mencoba untuk mengganggu internal TNI, khususnya Angkatan Darat (AD). Hal ini dikatakan dalam acara Bincang Kebangsaan dalam rangka Penyelenggaraan Komsos dan Komnas Tingkat Pusat di Mabes AD, Jakarta Pusat.
"Saya sampaikan kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat kalian harus dicintai oleh rakyat, tetapi kalian harus lebih penting TNI Angkatan Darat harus mencintai rakyat. Waspada, saya sampaikan, pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu, membelah persatuan dan kesatuan di internal TNI. Di saat saudara kita polisi dalam kondisi seperti ini," kata Dudung di Jakarta, Rabu (7/9).
Baca Juga
Menurutnya, TNI akan tetap dan selalu soliditas. Namun, menurutnya apabila ada yang mencoba mengganggu TNI. Ia tak ingin terjadi lagi peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).
Advertisement
"Di saat saudara kita polisi dalam kondisi seperti ini, ada yang coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan soliditas TNI, TNI Angkatan Darat, pada umumnya TNI tetap solid," ujarnya.
"Kalau TNI pun kemudian ada yang kemudian mencoba mengganggu, jangan sampai terjadi seperti G30S PKI. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada," sambungnya.
Tetap Solid
Dudung menegaskan, agar jajarannya tetap selalu waspada serta tetap solid dan hadapi secara bersama-sama jika adanya mencoba mengganggu soliditas TNI.
"Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada. Pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama," tegasnya.
Advertisement
Perbedaan Pendapat Biasa
Selain itu, ia menjelaskan, setiap orang pasti mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Sehingga, perbedaan pendapat itu disebutnya menjadi hal yang biasa.
"Kalau terjadi ada friksi, terjadi perbedaan pendapat, saya rasa semua di lapangan sama. Pangdam dengan Kasdam juga pasti ada perbedaan pendapat. Kapolri dengan Wakapolri, Kasad dan Panglima ada perbedaan pendapat itu biasa," tutupnya.
Sumber: Nur Habibie/Merdeka.com