Liputan6.com, Jakarta - Ramai di media sosial terkait kabar dugaan kebocoran data milik Badan Intelijen Negara (BIN). Sejumlah rincian mulai dari identitas anggota hingga laporan dan strategi bisnis.
"Hoaks itu mas," tutur Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto kepada Liputan6.com, Kamis (8/9/2022).
Baca Juga
Wawan memastikan data BIN sangat aman dari serangan hacker yang mencoba melakukan peretasan dan pembobolan dokumen dan berbagai informasi intelijen lainnya.
Advertisement
"Data BIN aman, terenkripsi, dan semua data pakai samaran. Jadi data BIN tidak bocor," kata Wawan.
Berdasarkan informasi yang ramai di sosial media, hacker tersebut dinilai dapat melihat lebih dari 180 dokumen alias file BIN menyangkut laporan, strategi bisnis, daftar nama agen, dan lain sebagainya.
Termasuk juga detail daftar identitas anggota mulai dari nama, peringkat, unit, juga lokasi.
Â
Kabar Peretasan oleh China
Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) juga membantah kabar bahwa sistem jaringan internalnya diretas oleh hacker asal China.
Pihaknya memastikan bahwa saat ini server mereka dalam kondisi aman terkendali dan tak ada pembobolan jaringan ataupun server.
"Hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China," jelas Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto kepada Liputan6.com, Selasa 14 September 2021.
Kendati begitu, dia mengatakan pihaknya terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN dan kementerian lainnya. Dia menekankan bahwa BIN selalu melakukan pengecekan sistem secara berkala.
"BIN selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan termasuk server untuk memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya," kata Wawan.
Dia menilai serangan siber terhadap BIN merupakan hal yang wajar. Hal ini mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia.
"BIN bekerja sama dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan," tutur Wawan.
Advertisement
Disebut Disusupi
Sebelumnya, sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok. Salah satunya lembaga negara yang disusupi adalah Badan Intelijen Negara (BIN).
Dugaan ini berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman dari Record Future. Dikutip dari situs The Record, Minggu (12/9/2021), aksi penyusupan ini diperkirakan dilakukan oleh Mustang Panda.
Untuk diketahui, Mustang Panda merupakan kelompok peretas asal Tiongkok yang dikenal kerap melakukan aksi mata-mata siber dan memiliki target operasi di wilayah Asia Tenggara.
Para peneliti Insikt Group mengatakan mereka menemukan aksi penyusupan ini pertama kali pada April 2021.
Ketika itu, mereka mendeteksi ada malware command and control (C&C) yang dioperasikan oleh kelompok Mustang Panda dan berkomunikasi dengan host yang ada di jaringan pemerintah Indonesia.
Setelah ditelusuri aktivitas tersebut ternyata sudah terjadi sejak Maret 2021. Namun belum diketahui sasaran dan metode pengiriman malware yang dilakukan.
Selain BIN, para peneliti tidak mengungkap kementerian atau lembaga lain yang menjadi target aktivitas ini.