Sukses

Modus Pura-Pura Ditabrak, Rampok Berkedok Anggota TNI Peras Pengguna Jalan

Tentara gadungan bekerjasama dengan rekannya peras dan rampas barang-barang milik pengendara mobil. Modusnya dengan berpura-pura jadi korban serempetan.

Liputan6.com, Jakarta - Tentara gadungan bekerjasama dengan rekannya peras dan rampas barang-barang milik pengendara mobil. Modusnya dengan berpura-pura jadi korban serempetan.

Berdasarkan penyelidikan, mereka berdua sudah beraksi 19 kali di Jakarta dan sekitarnya. Terakhir kali, beraksi di Jalan Raya Pasar Minggu, Kalibata Pancoran Jaksel pada Senin 29 Agustus 2022 sekira pukul 10.30 WIB. Tas berisi uang Rp299 juta berhasil dibawa kabur.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menerangkan, dua orang tersangka yakni AS (53) dan ES (49) punya peran masing-masing. Adapun, ES berperan sebagai korban tabrak lari.

"AS eksekutor dan ES joki," ujar dia di Polda Metro Jaya, Kamis (8/9/2022).

Zulpan menerangkan, mereka berdua berkeliling mencari sasaran dengan membawa kendaraan sewaan. Seorang pengendara yang telah ditarget kemudian dipepet. Saat itu, pelaku merampas sebuah tas berisi uang ratusan juta.

"Pelaku bilang korban tabrak dan mereka minta ganti-rugi. Selain itu, ketika peluang mereka todongkan air softgun dan mengambil barang korban lalu melarikan diri," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Ditangkap

Zulpan mengatakan, kedua pelaku telah ditangkap. Kepada penyidik mengakui perbuatannya.

"Tempat Kejadian Perkara (TKP) lain yang dilakukan tersangka cukup banyak ada 19 TKP. Rata-rata dilakukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya," ujar dia.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga menerangkan, ES sebagai korban yang terbrak. Sedangkan, AS alias akan turun menghampiri mangsa.

Panji menyebut, AS mengaku-ngaku sebagai anggota TNI.

"Mengatakan bahwa dia telah tabrak seseorang dan alami luka-luka. Di situ AS mengaku anggota TNI dan memperlihatkan KTA dan senjata api," ujar dia.

3 dari 3 halaman

Jangan Mudah Percaya

Panji memberikan tips kepada pengendara agar terhindar dari modus semacam ini. Salah satunya jangan mudah percaya.

"Untuk masyarakat alami seperti jangan pecaya kalau gak merasa menyerempet lebih baik cari polisi terdekat," ujar dia.