Sukses

Demo BBM Naik, Mahasiswa Jebol Pagar Gedung DPRD Kota Bogor

Aksi demo menolak kenaikan BBM di Kota Bogor berujung ricuh. Massa dari elemen mahasiswa merusak pagar gerbang Gedung DPRD Kota Bogor karena kecewa tidak ditemui anggota dewan.

Liputan6.com, Bogor - Aksi demo menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (9/9/2022) berujung ricuh. Sejumlah massa pengunjuk rasa merusak pagar gerbang masuk Gedung DPRD Kota Bogor.

Mulanya massa aksi demo BBM dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor itu sedang berorasi di depan Gedung DPRD sekitar pukul 15.00 WIB.

Dalam aksinya, mereka meminta seluruh wakil rakyat mendukung sepenuhnya penolakan masyarakat terhadap kenaikan harga BBM subsidi.

Para mahasiswa kemudian diminta untuk masuk dan menyampaikan aspirasinya. Namun setelah perwakilan masuk ke dalam gedung, hanya satu anggota dewan yang menemui mereka.

Hal ini membuat massa pendemo marah dan kembali keluar untuk melanjutkan aksi unjuk rasa tepat di pintu masuk Gedung DPRD Kota Bogor. Massa juga membakar ban bekas sambil terus berorasi.

Beberapa menit kemudian, sejumlah mahasiswa yang kadung kecewa memanjat pagar gerbang DPRD Kota Bogor. Kemudian diikuti oleh massa lainnya dengan menggoyang-goyangnya pagar hingga akhirnya roboh.

Sementara petugas keamanan DPRD Kota Bogor dan kepolisian hanya menyaksikan ketika massa pendemo melakukan aksi pengrusakan fasilitas negara itu.

"Kami kecewa tidak bisa bertemu dengan semua anggota dewan, maka dari itu kami lampiaskan dengan merobohkan pintu pagar dan bakar-bakar ban," ucap Koordinator Lapangan (Korlap) Fadhil Ismayana kepada awak media.

 

2 dari 2 halaman

Kritik Pemerintah Paksakan Proyek IKN

Fadhil juga sangat kecewa dengan kebijakan pemerintahan Jokowi. Harga BBM subsidi yakni pertalite dan solar dinaikkan dengan dalih terjadi pembengkakan APBN dan 70 persen BBM subsidi dinikmati orang mampu.

Tetapi di sisi lain, pemerintah juga memaksakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dengan anggaran yang sangat fantastis. Padahal ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.

"Kenaikan harga BBM ini memicu semua harga-harga naik sehingga berpotensi mengganggu stabilitas nasional. Ini sangat tidak adil dan kejam terhadap rakyat," jelasnya.