Liputan6.com, Jakarta Hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu (10/9/2022). Satu Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kamal Jakarta Barat terendam air.
Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael O. Sitanggang melaporkan pada pukul 21.00 WIB hanya 1 RT yang tergenang air. Adapun, ketinggian 50 cm.
Baca Juga
"1 RT dari 30.470 RT atau hanya 0,003 persen yang terdampak banjir. Ketinggian 50 cm," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/9/2022).
Advertisement
Michael menerangkan, 1 RT berada di Kelurahan Kamal, Jakarta Barat. Pengebabnya karena curah hujan tinggi dan Luapan Kali Angke.
Menurut catatan BPBD DKI Jakarta terjadi kenaikan status siaga Pos Angke Hulu.
"Statusnya menjadi Siaga 1 (Bahaya)," ujar dia.
Terkait hal ini, BPBD menyiagakan petugas untuk memantau seluruh genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan pihak Dinas SDA/Dinas Gulkarmat/Dinas Bina Marga untuk melakukan penyedotan genangan bersama lurah dan camat.
Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial, AGD Dinkes, PMI serta jajaran wilayah guna memantau perkembangan genangan.
Dengan penanganan tersebut ditargetkan genangan akan surut dalam waktu cepat.
"Kami himbau kepada masyarakat agar tetap berhati – hati dan waspada terhadap potensi genangan yang terjadi. Silahkan hubungi nomor telepon 112 apabila dalam keadaan darurat, layanan ini non stop 24 jam dan tanpa dipungut biaya apapun," tandas dia.
Banjir juga terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sejumlah ruas jalan yang tidak pernah tergenang air, tiba-tiba saja terendam banjir hingga ketinggian 50Â sentimeter. Salah satunya di kawasan ITCÂ BSD.
"Ada beberapa titik jalanan yang terendam banjir, seperti Rawa Buntu, lalu di Jalan Sutopo yang menuju Pasar Modern, serta di kawasan ITC BSD dengan ketinggian 30 - 50 cm," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan, Uci Sanusi.
Padahal biasanya jalan raya tersebut tidak pernah terendam banjir. Namun, karena hujan deras yang mengguyur wilayah setempat dalam beberapa jam terakhir, membuat genangan air menutupi sejumlah ruas jalan.
"Banjir ini karena intensitas hujan tinggi dan hampir rata di semua area. Ditambah ada luapan dari Setu di Lengkong Arya," ujar Uci.
Meski begitu, Uci menyatakan sejauh ini tidak ada laporan rumah warga di Tangsel yang terendam banjir. Hanya saja, akses jalan pemukiman warga tergenang air dengan ketinggian bervariasi.
"Rumah warga sejauh ini aman, ada titik fokus kita di Pondok Aren, dan saat ini aman. Hanya memang akses jalannya yang banjir. Meski demikian, petugas kami pun bersiaga," katanya.
Jakarta Hujan Sejak Sore, Jalan Mangga Dua hingga Cawang Banjir
Hujan yang mengguyur DKI Jakarta sejak Jumat (9/9/2022) sore hingga malam membuat sejumlah wilayah tergenang banjir. Masyarakat yang tengah beraktifitas di luar pun diimbau berhati-hati.
"Sebagian wilayah DKI Jakarta mulai diguyur hujan. Tetap hati-hati, waspadai jarak pandang terbatas, banjir, pohon dan papan reklame tumbang," tulis Traffic Management Center Polda Metro Jaya pada akun Twitter resminya @TMCPoldaMetro, Jumat malam.
Â
TMC Polda Metro Jaya juga melaporkan ruas jalan Mangga Dua, Jakarta Pusat dan Jalan Mayjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur tergenang air akibat guyuran hujan.
Genangan air juga dilaporkan terjadi di Jalan DI Panjaitan arah Kebon Nanas tepatnya di depan Wika Cawang. Banjir di lokasi ini setinggi kurang lebih 25-30 sentimeter.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohammad Insaf juga melaporkan genangan air yang terjadi di sejumlah ruas jalan Ibu Kota. Hingga pukul 18.30 WIB, tercatat ada enam ruas jalan yang tergenang.
"Informasi genangan saat ini terdapat enam ruas jalan tergenang di Wilayah DKIÂ Jakarta," kata Insaf dalam keterangannya, Jumat (9/9/2022).
Adapun enam ruas jalan yang tergenang yaitu, Jakarta Barat di Jalan Lingkar luar barat Kelurahan Kembangan Utara Kecamatan Kembangan dengan ketinggian air 20 cm.
Selanjutnya, di Jakarta Pusat terdapat empat ruas jalan tergenang yakni di Jalan Melati, depan Pasar Tanah Abang Blok G Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Tanah Abang, kemudian Jalan H Samanudi RT 05 RW 05 Kecamatan Sawah Besar, dan Jalan Budi Kemuliaan, Kelurahan Gambir.
Sementara di Jakarta Timur terdapat satu ruas jalan tergenang yaitu di Jalan Pisangan Baru Utara RT 009/RW 014, Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman.
"Kondisi genangan sedang ditangani oleh BPBD, DSDA, Damkar, dan PPSU Kelurahan. Genangan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat," kata Insaf.
Advertisement
5 Penyebab Banjir di Jakarta, Minimnya Kawasan Resapan Air
Penyebab banjir Jakarta sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Banjir di Jakarta menjadi fenomena tahunan yang terus berulang tanpa pernah tuntas untuk menyelesaikan penyebab banjir di Jakarta.
Penyebab banjir di Jakarta mengakibatkan dampak besar bagi masyarakat, terutama menghambat aktivitas. Tak hanya menghambat aktivitas, banjir juga tentunya berimbas pada sektor perekonomian masyarakat Ibu Kota. Terlebih lagi, banyak moda transportasi umum yang terkendala untuk beroperasi.
Mengetahui penyebab banjir di Jakarta sangat penting, supaya dapat membantu mencegahnya. Dengan adanya 13 aliran air sungai yang melintasi Kota Jakarta menjadikan kota itu memiliki dataran banjir yang banyak tersebar di wilayah itu. Oleh sebab itu, potensi terjadinya banjir setiap tahun memang sangat tinggi.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab banjir di Jakarta dan penanggulangannya yang telah dirangkum adri berbagai sumber, Kamis 8 September 2022. Â
1. Curah Hujan yang Tinggi
Penyebab banjir di Jakarta yang pertama adalah curah hujan yang tinggi. Ibu kota Jakarta telah dilanda hujan tinggi sejak tahun 2013 dan terus meningkat setiap tahunnya. Menurut Peneliti Sains Atmosfer dengan Bidang Kepakaran Klimatologi dan Perubahan Iklim di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 lalu, telah dibuktikan secara statistik memiliki keterkaitan dengan hujan ekstrem yang selama ini memicu banjir-banjir besar di DKI Jakarta, seperti banjir Jakarta tahun 2002, 2004, 2007, 2008, 2013, dan 2014.Â
2. Minimnya Kawasan Resapan Air
Penyebab banjir di Jakarta yang berikutnya yaitu minimnya kawasan resapan air. Kurangnya Ruang Tebuka Hijau atau RTH membuat kawasan resapan air berkurang sehingga menyebabkan banjir. Tak hanya itu, pembangunan gedung dan hotel-hotel di wilayah Jakarta menyebabkan penggunaan air tanah secara berlebihan. Berdasarkan informasi yang berhasil didapatkan Jakarta mengalami penurunan muka tanah sebanyak 5-12 cm per tahun. Kondisi ini membuat potensi banjir semakin besar.
3. Membuang Sampah Sembarangan
Penyebab banjir di Jakarta yang berikutnya adalah kebiasaan warga yang membuang sampah sembarangan. Penyebab banjir ini perlu adanya kesadaran warga Indonesia bukan hanya di Jakarta tetapi semuanya. Apabila kebiasaan ini tidak dirubah, maka banjir akan  banjir akan terus menyambangi Jakarta dan sekitarnya.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut ada sekitar 7.000 ton sampah yang dibuang di Sungai Ciliwung setiap harinya. Dari 7.000 ton ini, hanya 75 persen sampah yang bisa diangkut. Bahkan, 180 ton sisanya mengendap dan mencemari sungai.
4. Penurunan Permukaan Tanah
Penyebab banjir di Jakarta yang berikutnya adalah penurunan permukaan tanah. Menurut Takagi et al. (2015), penurinan permukaan tanah di Jakarta dapat mencapai rata-rata 12 cm/tahun, dan terjadi dengan lebih ekstrem di bagian pesisir utara Jakarta dengan laju penurunan hingga 25cm/tahun. Hal ini terjadi karena bebab bangunan di permukaan dan ekstraksi air tanah yang berlebih. Bahkan saat ini masih ada 35 persen, masyarakat Jakarta menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, tinggi muka air tanah di Jakarta semakin dangkal dan kapasitas simpan air menjadi lebih rendah.
5. Kendala Normalisasi Kali Ciliwung
Selain curah hujan yang tinggi, salah satu penyebab banjir Jakarta yang karena normalisasi kali ciliwung yang belum tuntas. Dari total panjang kali 33 kilometer baru sekitar 16 kilometer yang dilakukan normalisasi. Rupanya kendala dari proses normalisasi ini diakibatkan oleh faktor sempitnya lahan. Pasalnya banyak rumah warga yang berada tepat di palung sungai. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab banjir di Jakarta yang masih terus terjadi.