Sukses

Anies Sebut MRT Bundaran HI-Kota Tua Selesai 2028

MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota Tua Akan Rampung 2028

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalur kereta cepat Mass Rapid Transit (MRT) fase 2A Bundaran HI sampai Kota akan rampung pada 2028. Hal itu disampaikannya ketika menyaksikan groundbreaking CP202 MRT Jakarta Fase 2A di Plaza Beos, Kota Tua, Jakarta Barat pada Sabtu (10/9/2022).

"Kita mengharapkan nanti akan bisa dari kawasan Lebak Bulus ke kawasan Kota Tua tersambung. Menurut proyeksi, diperkirakan tahun 2028 ini semua akan selesai di Kota Tua," kata Anies.

Adapun panjang lintasan Fase 2A adalah 5,8 km dan terdiri dari tiga paket pekerjaan dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan satu stasiun at grade (Kota).

Untuk paket pertama, paket CP20, akan mulai dari Thamrin sampai Monas dengan panjang jalur 2,62 km dan dua stasiun bawah tanah.

"Kontraknya telah ditandatangani pada tanggal 14 Februari 2020. Pekerjaannya dimulai pada tanggal 15 Juli 2020 dan saat ini progressnya telah mencapai 42,7 persen," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohamad Aprindy.

Untuk paket CP203, menghubungkan Glodok dan Kota sepanjang 1,3 km dengan dua stasiun di bawah tanah. Kontraknya telah ditandatangani pada 20 April 2021 dan pekerjaannya dimulai tanggal 18 September 2021. Hingga saat ini, pengerjaannya telah mencapai 15 persen.

"Dengan dimulainya paket 202 pada hari ini, tentunya akan menghubungkan Harmoni sampai dengan Sawah Besar sepanjang 1,8 km dengan 3 stasiun di bawah tanah," tambah Aprindy.

Lebih lanjut, Aprindy menyampaikan bahwa pembangunan Fase 2A, khususnya CP202, memiliki sejumlah tantangan.

“Paket proyek ini memiliki karakteristik yang unik dengan lahan pembangunan terbatas dan jalur yang dibelah oleh kanal. Oleh karena itu, stasiun dan terowongan yang ada dalam paket kontrak ini, akan dibangun bertumpuk empat atau istilahnya stacked station dan stacked tunnel. Selain tantangan teknis tersebut, lokasi pembangunan yang berada di kawasan bersejarah Jakarta yang banyak dikelilingi oleh bangunan cagar budaya membuat kami harus benar-benar memperhatikan aspek ini, termasuk banyak bekerja sama dan berkoordinasi intensif dengan instansi terkait, baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi,” jelas Aprindy.

Menurut Anies, pembangunan kereta bawah tanah ini mencerminkan Jakarta yang menjadi kota modern di Asia Tenggara.

"Jakarta sebagai kota modern yang nantinya menjadi pusat kegiatan perekonomian bukan hanya Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara. Kita harus menyiapkan transportasi massal yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta (termasuk Kota Tua). Alhamdulillah, perkembangan selama ini dengan mengintegrasikan transportasi umum massal, 92 persen wilayah Jakarta telah terjangkau oleh kendaraan umum," kata Anies.

2 dari 3 halaman

3 Tahun Beroperasi, Penumpang MRT Jakarta Tembus 51 Juta

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Mohammad Aprindy mengabarkan, okupansi penumpang MRT Jakarta Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) sejak pertama kali beroperasi per Maret 2019 mencapai sekitar 51 juta orang.

"Secara kumulatif sejak Maret 2019, telah mencapai dekati 51 juta penumpang yang telah memanfaatkan MRT Jakarta kita," ujar Aprindy dalam acara Groundbreaking Contract Package 202 MRT Jakarta Fase 2A di Kota Tua, Jakarta, Sabtu 10 September 2022.

Tak hanya kumulatif, ia menyampaikan, jumlah penumpang rata-rata MRT Jakarta secara harian pun bertambah lebih dari dua kali lipat.

"Sampai Agustus 2022, rata-rata penumpang kita 55 ribu penumpang per hari. Tahun lalu masih 25 ribu per hari," terang Aprindy.

PT MRT Jakarta (Perseroda) sendiri saat ini tengah melanjutkan pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2A yang menghubungkan antara Bundara HI dengan Jakarta Kota.

Jakarta Kota dipilih sebagai salah satu titik utama, karena itu akan terintegrasi dengan layanan KRL Commuter Line untuk membentuk sebuah transit oriented development (tod). Nantinya, rute layanan MRT Jakarta akan terus dilanjutkan hingga kawasan Ancol, Jakarta Utara.

"Saat ini MRT Jakarta sedang lanjutkan pembangunan Fase 2A, kelanjutan fase 1 yang sudah beroperasi sejak 2019. Kontak paket 2 progresnya sekitar 42,7 persen," kata Aprindy.

3 dari 3 halaman

Ongkos Proyek MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Bengkak Jadi Rp 26 Triliun

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, ongkos proyek MRT Jakarta North-South Line fase II rute Bundaran HI-Jakarta Kota mengalami pembengkakan hingga sekitar Rp 3,5 triliun.

Hal itu disampaikannya pasca melakukan rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu 24 Agustus 2022.

"Tadi dilaporkan bahwa ada kenaikan project cost (MRT Jakarta) dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun," ujar Menko Airlangga.

Pembesaran biaya ini terjadi akibat adanya kompleksitas konstruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil, khususnya di rute yang masuk ke kawasan Jakarta Kota.

"Sehingga tentunya perlu lebih berhati-hati secara struktur dan panjang yang North-South Line ini km, dan seluruhnya masuk di underground," kata Menko Airlangga.

"Ini berbeda dengan proyek yang sebelumnya, dimana panjang MRT Jakarta North-South fase I mencapai 15,7 km. Sepanjang 5,7 km itu underground, dan elevated 10 km," terangnya.

Sesuai arahan Jokowi, ia melanjutkan, proyek MRT Jakarta North-South Line fase II juga bermasalah pada titik akhir yang diproyeksikan berada di Ancol Barat.

"Titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan. Sehingga diminta dipertimbangkan, dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina," tuturnya.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com