Sukses

8 Fakta Terkait Gempa Hari Ini yang Guncang Mentawai, Sumbar

Gempa hari ini, Minggu (11/9/2022) sempat mengguncang kawasan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Lindu terjadi dua kali, yaitu pukul 06.10 WIB dan pukul 06.24 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa hari ini, Minggu (11/9/2022) sempat mengguncang kawasan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Lindu terjadi dua kali, yaitu pukul 06.10 WIB dan pukul 06.24 WIB.

Pada pukul 06.10 WIB, gempa bumi dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki kekuatan magnitudo 6,1 dengan kedalaman 10 kilometer.

"Titik gempa tersebut berada di 1,18 Lintang Selatan dan 98,53 Bujur Timur," terang peringatan dini BMKG, Minggu (11/9/2022).

BMKG menjelaskan, posisi gempa Mentawai berada pada 147 km Barat Laut Kepulauan Mentarai Sumatera Barat, 150 km Barat Laut Tuapejat Sumbar, 188 km Barat Daya Pariaman Sumbar, 233 km Barat Daya Padang Sumbar, dan 1.075 km Barat Laut Jakarta Indonesia.

Kemudian, dari informasi diterima Liputan6.com, warga di Desa Muara Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai langsung menuju Tamairang atau tempat yang lebih tinggi.

Gempa ini juga terasa hingga Kota Padang, pantauan Liputan6.com di sekitar Jalan Bundo Kanduang atau di sekitar SMK 9 Padang warga berhamburan ke luar rumah.

Saat gempa susulan pada pukul 06.24 WIB, masyarakat di sekitar pusat gempa juga melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi untuk mewaspadai gempa bumi susulan dan tsunami.

Menurut Kepala BPBD Mentawai Novriandi, warga yang mengungsi yakni di Desa Simalegi dan Simatalu Kecamatan Siberut Barat. Kemudian Desa Sikabaluan di Siberut Utara.

"Iya saat ini sedang evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi," ujar Novirandi.

Berikut sederet fakta terkait gempa hari ini yang mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 9 halaman

1. Gempa Pertama Bermagnitudo 6,1

Gempa bumi mengguncang kawasan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada Minggu pagi, (11/9/2022). Gempa bermagnitudo 6,1 itu terjadi pada pukul 06.10 WIB.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), titik gempa tersebut berada di 1.18 Lintang Selatan, dan 98.53 Bujur Timur.

"Kedalaman gempa 10 Km," tulis BMKG.

BMKG menjelaskan, posisi gempa Mentawai berada pada 147 km Barat Laut Kepulauan Mentarai Sumatera Barat, 150 km Barat Laut Tuapejat Sumbar, 188 km Barat Daya Pariaman Sumbar, 233 km Barat Daya Padang Sumbar, dan 1.075 km Barat Laut Jakarta Indonesia.

"Gempa ini tidak berpotensi tsunami," demikian BMKG.

 

3 dari 9 halaman

2. Gempa Kedua Bermagnitudo 5,4

Gempa bumi kembali menggetarkan wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Kali ini gempa yang bermagnitudo 5,4 tersebut terjadi pada Minggu (11/9/2022) pukul 06.24 WIB.

BMKG mencatat lokasi gempa Mentawai tersebut terletak di 1.25 Lintang Selatan, 98.49 Bujur Timur. Atau 146 km Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

"Kedalaman gempa 11 kilometer," tulis BMKG.

 

4 dari 9 halaman

3. Warga Sikabaluan Sempat Berlarian ke Tempat Lebih Tinggi

Gempa bumi Magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (11/9/2022) pukul 06.10 WIB. Informasi dari Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang menyebut, lokasi gempa berlokasi di 147 kilo meteter barat laut Mentrai.

Informasi yang diterima Liputan6.com, warga di Desa Muara Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai langsung menuju Tamairang atau tempat yang lebih tinggi.

Gempa ini juga terasa hingga Kota Padang, pantauan Liputan6.com di sekitar Jalan Bundo Kanduang atau di sekitar SMK 9 Padang warga berhamburan ke luar rumah.

Selain itu di Hotel Axana Padang, para tamu juga terlihat berhamburan ke luar dari gedung hotel.

Salah seorang warga, Fuad (25) mengatakan gempa terasa sangat kuat. Ia menyebut gempa terasa berayun cukup lama.

"Iya durasi gempa cukup lama," ujarnya, Minggu (11/9/2022).

Sementara data dari BMKG Padang Panjang, gempa terjadi pada kedalaman 10 kilo meter di 147 barat laut Kepulauan Mentawai.

BMKG juga menginformasikan bahwa gempa Mentawai ini tidak berpotensi tsunami.

 

5 dari 9 halaman

4. Warga Siberut Juga Sempat Mengungsi Mandiri

Gempa susulan magnitudo 5,4 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Minggu (11/9/2022) pukul 06.24 WIB. Gempa ini berselang 14 menit dari gempa pertama magnitudo 6,1 yang terjadi pukul 06.10 WIB.

Masyarakat di sekitar pusat gempa saat ini tengah melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi untuk mewaspadai gempa bumi susulan dan tsunami.

Kepala BPBD Mentawai Novriandi mengatakan warga yang mengungsi yakni di Desa Simalegi dan Simatalu Kecamatan Siberut Barat. Kemudian Desa Sikabaluan di Siberut Utara.

"Iya saat ini sedang evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi," ujar Novriandi, Minggu (11/9/2022).

Sementara Kepala SAR Mentawai Akmal menyebut informasi sementara yang diperoleh tidak ada korban jiwa.

"Informasi sementara kami dapat laporan belum ada korban jiwa," jelasnya.

Pihaknya saat ini masih fokus memantau masyarakat yang melakukan evakuasi mandiri, namun informasi dari BMKG gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Sementara informasi dari BMKG gempa susulan ini terjadi pada kedalaman 11 kilo meter di 146 barat laut Kepulauan Mentawai dan 149 kilo meter barat laut Tua Pejat Mentawai.

 

6 dari 9 halaman

5. Penyebab Terjadinya Gempa di Mentawai

Gempa mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat wilayah Pulau Siberut pada Minggu (11/9/2022) pada pukul 06.10 WIB. Lindu tersebut memiliki magnitudo 6,2.

"Hari Minggu 11 September 2022 pukul 06.10.43 WIB wilayah Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,2," kata Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust Mentawai-Siberut.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," sambungnya.

 

7 dari 9 halaman

6. Gempa Diakui Dirasakan di Sejumlah Tempat

Daryono melanjutkan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut Utara dengan skala intensitas V MMI, atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.

Kemudian, di daerah Sagulubeg, Siberut Barat, Sikabaluan, Tuapejat dengan skala intensitas IV-V MMI, atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.

Sedangkan, di daerah Padang, Padang Panjang, Painan, Pasaman Barat dengan skala intensitas III-IV MMI, atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami," jelasnya.

Daryono mengatakan, hingga pukul 07.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan atau aftershock dengan magnitudo 5,3.

 

8 dari 9 halaman

7. Masyarakat Diminta Tetap Tenang

Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dia juga mengatakan, masyarakat juga menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tandas Daryono.

9 dari 9 halaman

8. Gempa Sebabkan 1 Warga Terluka, Gedung SMP Rusak Ringan

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi, guncangan gempa memicu kepanikan warga sehingga berhamburan keluar rumah. Mereka lalu melakukan evakuasi mandiri ke lokasi pengungsian.

"Warga di tujuh dusun di Desa Simalegi dan warga di tiga dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat kembali mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan sama seperti setelah terjadi gempabumi M 6,4 pada pekan lalu tanggal 28 Agustus," ujar Novriadi dalam siaran persnya, Minggu (11/9/2022).

Novriadi menjelaskan, kurang lebih 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara yang turut mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman. Soal korban dan kerusakan, Novriadi mengatakan ada seorang warga Desa Betaet yang mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa kayu yang berada di rumahnya.

"Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari keluar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat," kata dia.

Selain korban luka, Novriadi juga merinci kerusakan ringan di gedung SMP Negeri Sagulubbek dan Puskesmas Betaet di Kecamatan Siberut Barat Daya. Kerusakan itu berupa dinding yang retak dan keramik dinding terkelupas.

"Keruskaan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas," tandas Novriadi.

Saat ini BPBD Provinsi Sumatera Barat dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk asesmen lanjutan dan memonitor dampak yang ditimbulkan setelah terjadi gempa.