Sukses

Gempa Guncang Mentawai: 1 Warga Terluka, Gedung SMP Rusak Ringan

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan, guncangan gempa memicu kepanikan warga sehingga berhamburan keluar rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (11/9/2022) pada pukul 06.10 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutan, pusat gempa berada di 1.18 LS dan 98.53 BT pada kedalaman 10 kilometer (KM).

Gempa susulan terjadi selisih 14 menit kemudian atau tepatnya pada pukul 06.24 WIB dengan kekuatan magnitudo 5.4 yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT pada kedalaman 11 km. BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi, guncangan gempa memicu kepanikan warga sehingga berhamburan keluar rumah. Mereka lalu melakukan evakuasi mandiri ke lokasi pengungsian.

"Warga di tujuh dusun di Desa Simalegi dan warga di tiga dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat kembali mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan sama seperti setelah terjadi gempabumi M 6,4 pada pekan lalu tanggal 28 Agustus," ujar Novriadi dalam siaran persnya, Minggu.

Novriadi menjelaskan, kurang lebih 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara yang turut mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman. Soal korban dan kerusakan, Novriadi mengatakan ada seorang warga Desa Betaet yang mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa kayu yang berada di rumahnya.

"Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari keluar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat," jelas Novriadi.

2 dari 3 halaman

Gedung SMP Rusak Ringan

Selain korban luka, Novriadi juga merinci kerusakan ringan di gedung SMP Negeri Sagulubbek dan Puskesmas Betaet di Kecamatan Siberut Barat Daya. Kerusakan itu berupa dinding yang retak dan keramik dinding terkelupas.

"Keruskaan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas," tandas Novriadi.

Saat ini BPBD Provinsi Sumatera Barat dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk asesmen lanjutan dan memonitor dampak yang ditimbulkan setelah terjadi gempa.

 

3 dari 3 halaman

Imbauan Kewaspadaan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat khususnya di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempabumi susulan. Peringatan dini gempabumi dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempabumi.

Di samping itu, pastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.

Khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, apabila terjadi gempabumi yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terajadinya tsunami.

Apabila mendapati rumah dengan rusak struktur yang ditandai dengan kondisi patah tiang penyangga, kerusakan masif pada dinding dan kerusakan pada penyangga atau penyusun atap, maka diimbau agar pemilik rumah segera melaporkan kepada BPBD setempat.