Liputan6.com, Jakarta Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Tanah Air mulai datang pukul 15.50 WIB untuk melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa empat tuntutan salah satunya menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Senin (12/9/2022).
Massa mahasiswa yang berunjuk rasa di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat itu sempat memanas. Mereka mendesak aparat kepolisian untuk memberikan jalan agar bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Negara.
Baca Juga
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Kommarudin berkali-kali memberikan arahan supaya para massa tetap dalam kondisi yang kondusif dan damai dalam menyuarakan aspirasinya.
Advertisement
"Sampaikan dengan cara santun dan damai. Berharap bisa dengan berjalan aman dan lancar. Kami persialahkan pada koordinator lapangan untuk memimpin massanya," kata dia melalui microfon yang terdapat di JPO depan Gedung Kemenparekraf, Senin (12/9/2022).
Himbauan tersebut disambut massa untuk meminta jalan dibuka. "Tadi bapak mengatakan damai, kalau damain buka pintu!", teriak salah satu mahasiswa BEM Tanah Air dari atas mobil komando.
Tidak lama, salah satu mahasiswa pria bergantian menaiki mobil komando sambil berkata bahwa mereka datang untuk menyampaikan aspirasi di Istana Negara bukan di Patung Kuda.
"Kami akan menyampaikan aspirasi di istana bukan disini bapak," teriak salah satu mahasiswa pria.
Â
Bubar
Sekitar pukul 17:50 WIB, massa dari elemen mahasiswa dan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) sudah tidak lagi terlihat di kawasan Gedung Sapta Pesona.
Orator dari atas mobil komando memberikan aba-aba kepada massa GNPR untuk meninggalkan lokasi.
"Kembali pulang," seru orator.
Orator mengimbau kepada peserta aksi untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Dia mengatakan, GNPR harus selalu menjaga kebersihan.
"Tolong yang bertugas untuk dibrrsihkan jangan meninggalkan sampah sedikit pun. Kalau ada sampah tolong dipinggirkan," ujar dia.
Orator menerangkan, massa GNPR akan kembali turun ke jalan seadainya tidak ada respon dari pemerintah terkait dengan tuntutan yang disuarakan.
Adapun, tiga tuntutan antara lain menurunkan harga BBM, turunkan harga kebutuhan pokok dan tegakkan supermasi hukum.
"Siap geruduk. Siapkan tenaga, amunisi manakala harga BBM tidak turun. Siap awasi KM 50," ujar dia.
Begitupun elemen massa dari BEM se-Tanah Air. Mereka menutup aksi dengan membakar spanduk dan sampah di lokasi. Kemudian, berjalan kaki menuju Jalan Merdeka Selatan.
Massa dari BEM Tanah Air sempat merusak kawat berduri yang merintangi jalan di depan Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat. Mereka menjatuhkan road barrier.
Dalam kesempatan itu, orator mempertanyakan keberadaan Ketua DPR Puan Maharani yang tak muncul-muncul dihadapan peserta unjuk rasa.
"Kemana tangisan Ibu Puan kawan-kawan? Kemana tangisan Ibu Puan? Seolah hilang ketika Joko Widodo menaikkan harga BBM kawan-kawan," ujar dia.
Â
Advertisement
Ditinjau Kapolda
Sementara, seiring perginya mahasiswa meninggalkan lokasi demokrasi, datang juga Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil untuk melihat spanduk dan poster yang dibakar mahasiswa.
Usai meninjau, tanpa berbicara sepatah kata pun, Fadil meninggalkan lokasi demonstrasi bersama dengan timnya.
Â
Â
Reporter:Â Ave Martevalenia/Liputan6.com