Sukses

Soal Pencurian Data oleh Bjorka, BSSN: Klasifikasi Rendah

Hacker Bjorka tengah mengumbar beberapa data pribadi pemerintahan dimulai dari Presiden Jokowi hingga Erick Thohir. Namun, pencurian data tersebut sebagai klasifikasi rendah.

Liputan6.com, Jakarta - Hacker Bjorka mengumbar beberapa data pribadi pemerintahan dimulai dari Presiden Jokowi hingga Erick Thohir. Namun, pencurian data tersebut dinilai sebagai klasifikasi rendah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BSSN, Hinsa Siburian, pada konferensi persnya di kantor BSSN, Sawangan, Depok.

“Kalau dilihat kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu insentitas rendah sebenarnya” ujar Hinsa di kantor BSSN, Sawangan, Depok, Selasa (13/9).

"Jadi tingkatan itu sebenarnya ancaman siber itu mulai intensitas rendah, sedang dan tinggi, yang tinggi yang bisa sampai lumpuhkan infrastruktur informasi vital kita,” tegas Purnawirawan TNI tersebut.

Meskipun pencurian data yang dilakukan Bjorka menurut BSSN digolongkan pada tingkat rendah, pihaknya tetap menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu membesarkan masalah tersebut, mengingat sekarang masuk dalam era serba digital.

"Kita berada di ruang Siber ini dengan isu yang beredar masyarakat diharapkan sikapi dengan tenang bukan berarti abai," imbuhnya.

2 dari 3 halaman

Rapat di Istana

Sebelumnya Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 12 September 2022.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menginstruksikan Menteri terkait untuk segera berkoordinasi dan menelaah lebih lanjut terkait dugaan kebocoran sejumlah data milik tokoh publik termasuk surat-surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

3 dari 3 halaman

Tim Khusus

Sedangkan perihal tim khusus bentukan Presiden Joko Widodo kemarin, ia menyampaikan lembaga tersebut akan memilik tugas yang tidak jauh dari Indonesia tim Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center (Id-SIRTII/CC) besutan BSSN dan Kemenkominfo.

“Tadi udah saya sampaikan ini tidak jauh dari tugas SIRTII jadi cegah (dan) proteksi dan ini tugasnya nanti pencegahan bagaimana kalau ada krisis tim ini udah siap, tidak ada negara manapun yang declare kalau di bidang siber mereka aman 100 persen,” kata Hinsa.

Sumber: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com