Liputan6.com, Jakarta - Kuasa Hukum Bripka Ricky Rizal, Erman Umar menyampaikan bahwa Putri Candrawathi mengajak kliennya ke kediaman Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, usai Ferdy Sambo meminta Bharada Richard Eliezer atau Bharada E menjadi eksekutor penembakan Brigadir J di rumah Saguling III.
Kala itu di rumah Sagulimg III, Bripka Ricky Rizal menolak permintaan Ferdy Sambo dengan alasan tidak kuat mental. Akhirnya, dia pun diminta memanggil Bharada E ke lantai atas.
"Panggil Richard, dia pun juga nggak ngomong ke si anu (Brigadir J), dia khawatir di bawah itu kan ada Romer, ajudan-ajudan ya, ada Kuat juga, ada siapa lagi ajudan. Jadi dia nggak kepikiran menyampaikan kita disuruh nembak. Jadi nggak ini pikiran dia, dan pikiran dia juga hanya ingin klarifikasi dulu. Ya sudah si Richard dibisikkan, kamu dipanggil Bapak ke atas. Sudah naik si Richard ya sudah, nggak berapa lama dia sudah nggak tahu lagi, dia ngecek karena dia tetap di bawah sama teman-teman itu," tutur Erman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/9/2022).
Advertisement
Setelahnya, lanjut Erman, tampak Putri Candrawathi keluar rumah seraya memanggil kliennya. Istri Ferdy Sambo ternyata mengajak ajudan suaminya, termasuk Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Brigadir J ke kediaman Duren Tiga.
"Nggak berapa lama Ibu keluar mau ke garasi, terus disamperin sama si RR. Bu ada apa Bu, dia kayak memanggil. Kita ke rumah Duren Tiga dalam rangka isolasi. Karena memang kebiasaan kalau pulang dari luar kota mereka PCR di Saguling isolasinya menunggu hasilnya di Duren Tiga. Naiklah mereka, Ibu, RR bawa mobil, ada Joshua, ada Kuat, ada Richard. Kalau Susi tidak, Susi tinggal di rumah itu, Saguling," jelas dia.
Shock
Menurut Erman, sesampainya di rumah Duren Tiga, Bripka Ricky Rizal menurunkan semua penumpang dan memarkir mobil. Dia juga berpapasan dengan Ferdy Sambo yang juga baru sampai dan langsung naik ke lantai atas kediamannya.
"Setelah itu di bawah dia tidak melihat lagi, yang dia ingat duduk terakhir di bawah itu si Romer, Joshua di taman, Richard mungkin sudah di atas sama Ibu mungkin. Setelah itu nggak berapa lama mungkin hitungan menit, Kuat memanggil RR, 'om-om', walaupun sebenarnya Kuat lebih tua ya, dipanggil Bapak, Joshua juga," terangnya.
"Sudah berjalan lah mereka bertiga, depan J, tengah K, RR karena pakai sepatu karena setiba masuk rumah harus pakai sendal, harus buka sepatu. Jadi saat sudah masuk ke dalam rumah dia sudah melihat posisi tembak. Tembak, perintah FS (ke Bharada E). Sudah terjadi. Dia (Ricky) tidak begitu ingat lah, yang jelas dia syok membayangkan apakah ini perintah dinas, atau apalah pikiran dia," Erman menandaskan.
Advertisement