Liputan6.com, Jakarta - Direktur Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya), Arief Nasrudin mengungkapkan bahwa serapan penyertaan modal daerah (PMD) dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta Tahun 2022 baru mencapai 36,9 persen.
Hal itu disampaikan Aried pada rapat kerja bersama Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Rabu (14/9/2022). Adapun total PMD 2022 PAM Jaya mencapai Rp 1,54 triliun.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dilihat dari paparan yang saya sampaikan, bahwasanya ini ada uang atau PMD yang sudah digelontorkan oleh Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp 1,54 triliun, di mana realisasinya 36,9 persen atau angkanya Rp 418 miliar," kata Arief, Rabu (14/9).
Menurut Arief, pembangunan pipa di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan masih terhambat sehingga membuat penyerapan PMD menjadi rendah.
"Ini disebabkan karena ada gelondongan angka yang cukup besar, yang berhubungan dengan pipa Pesanggrahan. Pipa di sini itu multi years dari 2019 sampai 2021, itu besaran anggarannya mencapai Rp 357 miliar yang belum dikerjakan. Dari jumlah Rp 400 miliar, ada masih sisa Rp 357 miliar, hanya untuk Pesanggrahan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan pembangunan pipa di Pesanggrahan berada di bawah Palyja atau Aetra, yang merupakan mitra swasta PAM Jaya.
"Sehingga kalau kami ada memaksa untuk karena kebutuhan masyarakat akan air dan mereka tidak bisa melakukan realisasi terhadap pengembangan distribusi air atau pengembangan air bakunya, maka akan terjadi tumpang tindih teritori yang (ada). Sehingga persetujuan ini tidak bisa didapatkan begitu saja oleh PAM Jaya kepada mitra kami. Sehingga baru terjadi kesepakatan itu baru tahun 2022," jelas Arief.
Â
Reporter: Lydia Fransisca
Merdeka.com
PAM Jaya Targetkan 2 Juta Pelanggan di 2030
Sebelumnya diberitakan, PAM Jaya menargetkan 2 juta pelanggan baru pada tahun 2030. Seiring dengan jumlah pelanggan tersebut, pendapatan yang ditargetkan akan diterima PAM Jaya setiap tahun yaitu Rp30 triliun.
"Dengan target 2 juta pelanggan tahun 2030 kemudian capaian nanti di tahun 2030 pendapatan Rp30 triliun," ujar Direktur Pelayanan PAM Jaya, Syahrul Hasan di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (31/7/2022).
Syahrul menyampaikan, hingga 2021, PAM Jaya memiliki aset sebesar Rp2,2 triliun dengan pendapatan per tahun mencapai Rp2,6 triliun. Namun, uang tersebut berada di rekening tampungan. Sebab untuk saat ini, pengelolaan air perpipaan masih berada dalam kewenangan Palyja, dan Aetra, sesuai dengan kontrak sebelumnya.
Namun, Syahrul menegaskan per 1 Februari 2023, merupakan masa transisi bagi PAM Jaya untuk melakukan operasional mandiri perihal perpipaan, tanpa ada kewenangan Paljaya dan Aetra dalam pemanfaatan air perpipaan.
Syahrul menambahkan, pengelolaan mandiri air perpipaan oleh PAM Jaya akan berdampak terhadap pendapatan yang secara utuh dikelola oleh perusahaan.
"Kemudian PAM Jaya pendapatannya tahun depan itu Rp2,8 triliun. Ini BUMD paling seksi di Jakarta. karena enggak mungkin orang Jakarta enggak pakai air PAM Jaya," imbuhnya.
"Pendapatan captive (khusus) tadi membuat PAM Jaya berpikir keras bagaimana di tahun 2030 ekspansi kami bisa 100 persen cakupan layanan," imbuhnya.
Advertisement