Liputan6.com, Jakarta - Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, mengatakan persaudaraan sejati Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) yang utuh sebagai satu keluarga bisa dibangun dan harus terus disuarakan.
Hal itu diungkap Megawati saat menyampaikan keynote speech di Jeju Forum for Peace and Prosperity tahun 2022 di Jeju, Korea Selatan, Kamis (15/9).
Baca Juga
“Dari Jeju inilah juga diharapkan, bergelora semangat membangun persaudaraan sejati antara Korea Selatan dan Korea Utara sebagai satu bangsa, satu keluarga yang utuh,” kata Megawati lewat keterangan pers diterima, Kamis (15/9/2022).
Advertisement
Melalui Jeju Forum ini, Megawati juga mengajak semua pihak bergandengan tangan dalam satu solidaritas bangsa-bangsa yang mendambakan perdamaian abadi dan bukan perdamaian semu yang sangat bisa dimulai dari Jeju sebagai bumi perdamaian.
“Cahaya perdamaian ini akan menuntun para pemimpin bangsa-bangsa dunia, untuk lebih arif-bijaksana, dan mengedepankan jalan perundingan, jalan musyawarah, guna mengakhiri perang dan berbagai ketegangan yang terjadi,” pungkas Megawati.
72 Tahun
Megawati menghitung, kurang lebih 72 tahun, atau mungkin sudah empat generasi Korea ketegangan antara utara dan selatan terjadi. Padahal, korea awalnya merupakan satu kesatuan.
Megawati mengatakan dirinya percaya, bahwa dari Bumi Jeju yang begitu indah, cahaya perdamaian akan bersinar semakin terang.
“Saya pribadi selalu berjuang untuk hal itu. ibarat sebuah keluarga, maka persoalan dalam keluarga harus diselesaikan secara kekeluargaan, tanpa campur tangan pihak manapun. “Dan hal inilah yang saya yakini akan dilakukan oleh bangsa Korea sendiri,” yakin Megawati.
Advertisement
Pembicara
Sebagai informasi, Megawati menjadi pembicara kunci di Jeju Peace Forum itu bersama mantan Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Gubernur Maryland AS Larry Hogan.
Menghadiri Jeju Peace Forum, Megawati ditemani oleh Dubes RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistyanto, Bendahara DPP PDIP Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dan Samuel Wattimena.