Liputan6.com, Jakarta - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mendorong Universitas Mataram (Unram) menjadi motor kemajuan dalam bidang riset dan inovatif untuk memajukan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hasto memberi contoh mengenai bagaimana riset dan teknologi adalah hal penting. Hasto khawatir atas persoalan ekspor benih lobster atau benur ke Vietnam. Seharusnya, NTB menjadi provinsi yang bisa mengembangkan lobster itu sehingga bisa mendapat nilai tambah bagi negara dan kesejahteraan masyarakat.
"Persoalan benur, kita melihat sedih. Kerena itu riset Unram harus mampu mengembangkan lobster ala NTB, Mataram. Mataram ini, kan, persembahan bagi bumi pertiwi. Jadi, kita persembahkan daripada kita ekspor benur ke Vietnam," kata Hasto ketika membawa kuliah umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9/2022).
Advertisement
Dalam kuliah umum Hasto ini, hadir Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo, Pangdam Udayana Mayjen Sonny Aprianto, Danrem Wira Bhakti Brigjen Sudarwo Aris Nurcahyo, anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat, dan Sekretaris Umum DPP Bamusi sekaligus anggota Komisi VII DPR RIÂ Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah.
Baca Juga
Hasto juga menilai Gubernur NTB bisa membantu Unram untuk mewujudkan penciptaan riset dan teknologi mengenai budi daya benur.
Bila perlu, Sekjen DPP PDI Perjuangan itu menyampaikan NTB membajak ahli-ahli dunia, termasuk Vietnam untuk mengembangkan lobster.
"Kita bajak saja ahli-ahli dari Vietnam. Enggak ada transfer teknologi secara gratis. Kita bajak, itu baru maju. Kita kuasai ilmunya, kita bayar lebih tinggi, kemudian kita integrasikan dengan nelayan benur karena sumbernya luar biasa di sini," jelas dia.
Hasto juga mendengarkan laporan dari Gubernur NTB bahwa Pulau Seribu Masjid ini memiliki lahan jagung seluas 20 hektare.
Dia menilai Unram bisa melakukan riset mengenai jagung, tembakau, budi daya laut, pengembangan kuakitas mutiara dll untuk memperkuat produktivitas dan kualitasnya.
Â
Bajak Ahli
Hasto Kristiyanto mengajak para mahasiswa menjadi diplomat andal guna membawa misi Indonesia sebagai juru damai dunia. Hasto meminta para mahasiswa untuk mampu melihat ke luar (outward look) dan memiliki daya imajinasi seperti yang dilakukan oleh pendiri bangsa, seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan lainnya.
"Indonesia harus menjadi juru damai bangsa-bangsa. Ada konflik di Timur Tengah, Indonesia harus jadi juru damai. Ketegangan di Laut China Selatan, Indonesia harus terdepan," kata Hasto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9/2022).
Di hadapan ratusan mahasiswa civitas academica Unram, Hasto mengingatkan bagaimana era Bung Karno dengan keterbatasan ekonomi mampu mengirimkan bantuan kepada negara terjajah untuk merdeka. Dia mencontohkan bagaimana Indonesia membantu Pakistan agar merdeka dari Inggris.
"Ini pertanyaan kunci untuk belajar sejarah, untuk menemukan api spirit di dalam sejarah tersebut demi mempelajari masa depan," kata Hasto.
Â
Advertisement
Jadi Jembatan Pertemuan Kelas Dunia
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu juga menyampaikan, harusnya Indonesia menjadi negara yang menjembatani pertemuan kelas dunia. "Itu harusnya tugas kita. Karena itulah, padahal Bung Karno, Bung Hatta, dan pendiri bangsa lainnya pada masa lalu bisa membuat Indonesia menjadi negara pemimpin dunia," jelas dia.
Preseden itu pernah dilakukan Indonesia ketika menjembatani dua kekuatan besar saat Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur. Indonesia, lanjut dia, juga menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA).
"Kita mampu menggelar Konferensi Asia Afrika, di mana mahasiswa-mahasiswanya terlihat aktif dalam konferensi itu. Dalam konferensi itu, sukarelawan ialah mahasiswa dan mahasiswi. Mereka menjadi sukarelawan itu menggelorakan spirit bahwa Indonesia yang baru merdeka bisa menjadi jembatan kemerdekaan antarbangsa dan meredam berbagai konflik itu," jelas Hasto.