Sukses

5 Hal yang Disampaikan AHY saat Buka Rapimnas Partai Demokrat 2022

Saat membuka Rapimnas 2022, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyatakan ada tiga agenda utama yang akan dibahas.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas Partai Demokrat 2022 digelar pada Kamis 15 September 2022 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC).

Dalam kesempatan tersebut, ada sejumlah hal yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Saat membuka Rapimnas, AHY mengabsen satu per satu perwakilan kader Partai Demokrat dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) yang hadir.

Diketahui sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan Rapimnas 2022 dihadiri 98 persen kader partai berlambang bintang mercy itu. Karena itu, AHY ingin mengecek kebenarannya saat membuka secara resmi Rapimnas Partai Demokrat.

"Apa benar 98 persen. Saya ingin absen. Setiap provinsi," ujar AHY di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 15 September 2022.

"Dari ujung barat Indonesia, mana Aceh?" kata AHY.

"Siap, siap," sahut kader DPD Aceh Partai Demokrat.

Kemudian, AHY menyatakan ada tiga agenda utama yang akan dibahas pada Rapimnas ini. Adapun tiga agenda itu ialah pertama, membahas situasi Indonesia saat ini.

Kedua, membahas harapan rakyat untuk Partai Demokrat. Serta agenda ketiga, membahas strategi pemenangan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.

AHY langsung membahas agenda pertama mengenai situasi Indonesia saat ini. Mengacu kepada data, beberapa permasalahan yang dibeberkan AHY antara lain terkait ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

"Fiskal terbatas, salah prioritas, hutang tinggi," kata AHY.

Berikut sederet hal yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY saat Rapimnas 2022 dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 6 halaman

1. Absen Kader di Rapimnas Demokrat

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengabsen satu per satu perwakilan kader Partai Demokrat dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Cabang (DPC) yang menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat 2022.

Diketahui sebelumnya, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan Rapimnas 2022 dihadiri 98 persen kader partai berlambang bintang mercy itu. Karena itu, AHY ingin mengecek kebenarannya saat membuka secara resmi Rapimnas Partai Demokrat.

"Apa benar 98 persen. Saya ingin absen. Setiap provinsi," ujar AHY di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 15 September 2022.

"Dari ujung barat Indonesia, mana Aceh?," kata AHY.

"Siap, siap," sahut kader DPD Aceh Partai Demokrat.

AHY terus memanggil satu-persatu perwakilan DPD Partai Demokrat mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, hingga Kepulauan Riau (Kepri).

Usai Kepri, AHY berhenti lantaran suara para kader semakin kecil karena jumlah kader yang menyahut teriakan juga menurun. Dia pun berkelakar tahu mana kader yang setia dan mana yang tidak.

"Saya hapal yang setia, yang enggak setia juga hapal saya," ujar putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

Jumlah kader yang sedikit juga ditemui pada DPD Partai Demokrat DKI Jakarta. AHY kembali bergurau, menyebut DKI Jakarta tidak punya Kabupaten/Kota seperti DPD Provinsi lainnya.

"Jangan salahkan kalau sedikit, kan enggak ada kabupaten/kota di sini. Nanti kalau pindah ibu kota kan begitu, kalau sukses," tutur AHY.

 

3 dari 6 halaman

2. Sebut Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

AHY menilai kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Hal itu diungkapkan saat dia memberikan sambutan dalam Rapimnas partai yang dinahkodainya.

"Dapat kita simpulkan, Indonesia sedang tidak baik-baik saja," kata AHY.

AHY menggambarkan, kebebasan sipil, penegakkan hukum hingga kondisi ekonomi Indonesia saat ini menjadi keluhan di masyarakat. Salah satunya, dengan kenaikan harga BBM yang menyebabkan meroketnya harga kebutuhan sembako di masyarakat.

AHY juga menyindir berbagai program infrastruktur pemerintah yang dianggap tidak tepat selama pandemi covid-19 hingga saat ini, terutama ditengah kenaikan harga BBM.

Bahkan pelaku UMKM juga ikut terkena imbasnya, seiring kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Pertalite dan Solar.

"Jangan sampai salah mengalokasikan anggaran terbatas dan masih lemah. Bukan kita mengatakan infrasturktur itu salah, tapi tolong waktunya dikaji," terangnya.

Hal lain yang disayangkan oleh putra sulung SBY yakni polarisasi atau politik identitas terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir dan bisa memecah belah anak bangsa.

Sehingga menjadi kepentingan bersama untuk menghilangkan hal tersebut. Demokrat mengklaim, politik identitas atau polarisasi politik yang terjadi, bukan disebabkan oleh partai mercy.

Termasuk masih munculnya wacana presiden tiga periode, menurutnya jika hal itu tetao berlanjut, maka melanggar konstitusi yang ada, sehingga harus ditolak.

"Ada upaya melanggengkan kekuasaan, kekuasaan tanpa batas itu akan gagal juga, tentu akan merontokkan sendi-sendi di masyarakat dan berpolitik. Ada wacana presiden tiga periode itu tidak demokratis dan inkonstitusional," kata AHY.

 

4 dari 6 halaman

3. Bandingkan Situasi Indonesia Era SBY dan Jokowi, Bahas Tiga Hal

Kemudian, AHY memulai pembahasan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2022. AHY menyatakan ada tiga agenda utama yang akan dibahas pada Rapimnas ini.

Adapun tiga agenda itu ialah pertama, membahas situasi Indonesia saat ini. Kedua, membahas harapan rakyat untuk Partai Demokrat. Ketiga, membahas strategi pemenangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

AHY langsung membahas agenda pertama mengenai situasi Indonesia saat ini. Mengacu kepada data, beberapa permasalahan yang dibeberkan AHY antara lain terkait ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

"Fiskal terbatas, salah prioritas, hutang tinggi," kata AHY.

Selain itu, AHY juga mengungkapkan adanya peningkatan pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan di Indonesia saat ini. Begitu pula di bidang demokrasi dan kebebasan sipil. Menurut AHY, kekuasaan tanpa batas serta pembungkaman suara rakyat langgeng terjadi di era Presiden Jokowi.

Di tengah pemaparan membahas agenda pertama, AHY membandingkan situasi Indonesia saat ini dengan pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia pun menampilkan prestasi-prestasi pemerintahan SBY.

Adapun prestasi pemerintahan SBY yang dipaparkan AHY diantaranya meningkatkan gaji Pengawai Negeri Sipil (PNS) TNI, POLRI, meningkatkan anggaran pendidikan nasional, mengangkat tenaga honorer menjadi PNS, hingga meningkatkan jumlah UMKM.

Beberapa prestasi peningkatan itu dinilai AHY malah menurun di pemerintahan saat ini. Sementara itu, AHY mengklaim Partai Demokrat sebagai oposisi masih memperjuangkan hal itu hingga saat ini.

"Kita sangat fokus mendukung berkembangnya Koperasi dan UMKM," ujar AHY.

AHY juga langsung membahas agenda kedua mengenai harapan rakyat untuk Partai Demokrat. Diakhir pembahasan agenda kedua Rapimnas ini, AHY menegaskan bahwa kedepan harus ada bukti nyata keseriusan Partai Demokrat untuk memperjuangkan suara rakyat.

"Harus ada bukti nyata, bahwa saat ini Demokrat benar-benar serius, konsisten, berpihak dan memperjuangkan harapan rakyat," ucap dia.

Sementara itu, agenda ketiga terkait strategi pemenangan Pemilu 2024 dibahas secara internal kader Partai Demokrat saja.

 

5 dari 6 halaman

4. Sindir IKN hingga Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi

AHY juga sempat menyindir proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sindiran itu, dilontarkan AHY saat menyapa kader Partai Demokrat tiap daerah di Rapimnas 2022. Tepatnya saat AHY menyapa kader Demokrat dari DKI Jakarta.

"DKI Jakarta, mana tuan rumah?" kata AHY.

Namun, hanya sedikit kader yang menyahut sapaan AHY dan disoraki kader dari daerah lain. Menanggapi hal itu, AHY bergurau, menyebut DKI Jakarta tidak punya Kabupaten/Kota seperti DPD Provinsi lainnya.

"Jangan salahkan kalau sedikit, kan enggak ada kabupaten/kota di sini. Nanti kalau pindah ibu kota kan begitu, kalau sukses ya kan," lanjut AHY.

Selain proyek IKN, dalam pemaparannya saat membahas agenda Rapimnas, AHY juga menyindir pemimpin setelah SBY yang meneruskan proyek pembangunan infrastruktur era SBY dengan sekedar gunting pita.

"Direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal ngga?" kata AHY.

"Ya kita ngga perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan 'Ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," lanjut dia.

AHY menyebut tindakan itu sebagai klaim yang disayangkan. Menurut AHY, ucapan terima kasih kepada Demokrat, khususnya kepada SBY lah yang harusnya dilakukan.

"Kenapa sih kita tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakan landasan telah dibangun 70 persen, 80 persen sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita, terima kasih demokrat, terima kasih SBY, begitu," kata AHY.

 

6 dari 6 halaman

5. Singgung soal BBM dan BLT

AHY mengeluarkan sejumlah sindiran, seperti meminta kadernya agar tidak berpura-pura menangis melihat kesulitan masyarakat. Melainkan, selalu tegar membantu warga yang sedang kesulitan di tengah kenaikan harga BBM dan harga kebutuhan pokok lainnya.

"Demokrat enggak boleh nangis, kuat lindungi rakyat. Demokrat enggak boleh pura-pura nangis, yang nangis rakyat. Masyarakat butuh dukungan kita. Indonesia butuh perbaikan," kata AHY.

Terkait pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada saat kepemimpinan SBY yang mendapatkan kritik, AHY menyebut kini cara tersebut dipakai pemerintah untuk membantu masyarakat terdampak kenaikan BBM. Hal ini mendapatkan apresiasi dari AHY. Karena program orangtuanya tetap dilanjutkan oleh Presiden Jokowi saat ini, untuk terus meringankan beban warga.

Pemberian BLT bagi warga terdampak kenaikan harga BBM yang beban ekonominya turut terimpit, diharapkan bisa sedikit lapang usai dibantu pemerintah.

"Dulu dihina BLT kita. Apa itu hamburkan uang negara. Dibilang kita enggak punya cara lain. Padahal, itu bijaksana. Sekarang BLT?? It's ok, yang bagus dilanjutkan enggak apa-apa," dia menerangkan.

AHY juga menyindir sekelompok orang yang ingin merebut partai Demokrat dengan cara melakukan Kongres Luas Biasa (KLB). Bahkan, ada yang mengatakan kalau partai berlambang mercy itu naik daun karena konflik tersebut, putra sulung SBY itu membantahnya. Dia mengatakan kalau meningkatnya popularitas dan elektabilitas partai di mata masyarakat, karena soliditas yang ada di tubuh partai biru tersebut.

"Semua karena kerja keras kita. Keberanian, ketegasan, kesetiaan, kekompakan. Kalau tidak berani, cepat, tegas, kompak, bablas itu barang. Kita tidak boleh partai kita dihancurleburkan," dia menandaskan.