Sukses

PKS Sebut Ada Oknum Punya Niat Jahat Jegal Anies di Pilpres 2024

Susul Demokrat, PKS Juga Dengar Ada Invisible Hand Coba Jegal Anies Baswedan di Pilpres 2024

 

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera turut mendengar adanya dugaan upaya penjegalan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024 mendatang. Hal itu diakui ketika disinggung terkait informasi yang sebelumnya juga dilontarkan Partai Demokrat.

Saat ini Anies Baswedan sudah terang-terangan akan maju di Pilpres 2024 mendatang. Sehingga sampai saat ini Anies mengaku masih menunggu partai politik yang mengusungnya di hajatan serentak lima tahunan tersebut.

"Saya dengar. Tapi saya tak akan fokus. Tiap orang melakukan banyak hal kepada target dan tujuannya. Biarkan saja," kata Mardani dalam diskusi politik Kedai Kopi di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2022).

Menurut Anggota Komisi II DPR ini, kabar pihak tertentu atau invisible hand yang mencoba menjegal pencalonan Anies Baswedan memang sempat beredar. Walaupun begitu, dia meminta agar Anies Baswedan tetap fokus bekerja menjalankan tugasnya.

"Yang penting kita bekerja dengan tekun dengan kokoh untuk mewujudkan target kita. Biasa di politik. Politik kan zero sum game. Kita nggak bisa nambah kursi kalau kita bawa sendiri," jelasnya.

Mardani Ali Sera pun menyinggung terkait penjegalan yang dimaksud, seperti salah satu pihak yang berusaha menyeret Anies ke sejumlah masalah hukum. Termasuk, pemanggilan Anies Baswedan ke Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK terkait kasus balap mobil listrik Formula E.

"Ya, sebagian mengatakan pemanggilan KPK itu suatu bentuknya sebagian. Tapi kalau buat saya, saya tunggu tindak lanjut dari teman-teman seperti apa di KPK kelanjutan dari kasus ini," tegasnyaa.

 

 

2 dari 3 halaman

Demokrat Sebut Anies Tidak Dikehendaki Jadi Capres di 2024

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman mengungkapkan, ada upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024. Benny menyebut upaya itu seperti kekuatan maupun tangan yang tak terlihat.

"Jadi ada invisible power invisible hand ingin menjegal. Siapa invisible power itu? Ya teman-temanlah itu," kata Benny di JCC Senayan, Jakarta, Jumat 16 September 2022.

"Saya hanya dengar saja. Ada genderuwo. Genderuwo ini adalah suara yang tidak jelas asal usulnya. Yang tidak menghendaki Pak Anies menjadi calon presiden," tambahnya.

Menurut Benny K Harman, penjegalan terhadap Anies bisa datang dalam berbagai bentuk. Targetnya, akan menghalangi Anies maju di Pilpres 2024.

"Iya (cara menjegal) bisa macam-macam kan, iya pasti targetnya begitu (agar tidak maju Pilpres 2024), pasti," ucap Benny.

Isu itu senada dengan apa yang disampaikan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang meminta jangan ada pihak yang mengganggu tujuan Partai Demokrat.

Menurut Benny, ada upaya menghambat munculnya koalisi baru di Pilpres 2024 yang mengusung sosok di luar kehendak pemerintah.

"Iya tadi itu ada invisible power yang mengganggu yang tidak ingin ada koalisi di luar yang dikehendaki penguasa. Gitu kan, sudah jelas ada kan," ucapnya.

"Makanya kita sampaikan sinyal itu, pemerintah penguasa janganlah menyalahgunakan kekuasaan ya kan untuk menghambat munculnya koalisi baru," ungkap anggota Komisi III DPR ini.

3 dari 3 halaman

Anies Baswedan Tunggu Parpol Usung Dirinya di Pilpres 2024

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bakal mempertimbangkan keputusan partai politik (parpol) yang nanti mengusung dirinya sebagai calon presiden (Capres) maupun calon wakil presiden (Cawapres) di pemilihan Pilpres 2024.

Hal ini diungkapkan Anies saat ditemui usai menjadi narasumber dalam acara diskusi bertajuk 'Situasi Politik Menjelang Pemilu/Pilpres 2024' di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu (17/9/2022).

"Kan saya bilang, kalau ada yang mengusung, kita lihat," kata Anies.

Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini mengatakan persiapan menuju pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan disampaikan usai tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Masa tugas Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta diketahui akan berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang. Menurut Anies, kewenangan menuju Pilpres 2024 sepenuhnya akan menjadi keputusan parpol.

"Saya kan sering sampaikan bahwa saya selesai di Jakarta setelah itu nanti kita lihat, apa. Karena ketika sampai pada proses demokrasi pemilihan dan lain-lain itu kewenangannya bukan di tangan seseorang, tapi ada di tangan partai politik," katanya.

Anies menyampaikan bakal menunggu proses yang sedang dilakukan oleh semua parpol hingga pembentukan koalisi. Dia percaya tiap parpol akan mengedepankan kepentingan bangsa Indonesia dalam menentukan capres-cawapresnya.

"Jadi biarkan partai politik berproses, biarkan partai politik melakukan pembentukan koalisi, kita lihat dan kami percaya partai-partai politik ini akan mengedepankan kepentingan bangsa, kepentingan negara di dalam mereka menyusun koalisi dan di dalam mereka nanti menentukan calon-calonnya," jelas dia.

Anies menyatakan, langkah selanjutnya akan diputuskan usai dirinya tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Saya sebagai orang yang baru selesai, nanti nih selesai, sesudah itu nanti kita lihat apakah kemudian saya akan berada di wilayah politik atau wilayah lain, kita lihat besok," ujar dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com