Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia usai dirawat di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia, Minggu (18/9/2022). Cendekiawan muslim kelahiran 4 Maret 1955 tersebut berpulang pada pukul 12.30 waktu setempat.Â
Rencananya almarhum Prof Azyumardi Azra akan dimakamkan esok hari, Senin, 19 September di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.Â
"Info dari pihak keluarga, Profesor Azra akan dimakamkan di TMP Kalibata, Blok Z , Senin 19 September 2022. Waktu pemakamam menunggu konfirmasi lebih lanjut. Trims," kata Anggota Dewan Pers Toto Suryanto, Minggu.
Advertisement
Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia Kuala Lumpur menyampaikan bahwa profesor Azyumardi Azra meninggal dunia bertempat di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia. Adapun penyebabnya adalah terkait dengan kelainan pada jantung.
"Pihak Rumah sakit Serdang telah menerbitkan penyebab kematian almarhum yaitu Acute Inferior Myocardial Infarction atau terdapat kelainan pada jantung," tulis siaran tertulis Kedubes RI Kuala Lumpur kepada wartawan, Minggu.
Cendikiawan Indonesia ini wafat saat berada di unit perawatan intensif bagi penderita gangguan pada jantung atau CCU.
"Almarhum sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Serdang sejak tanggal 16 September 2022 saat ketibaan dari Indonesia setelah sempat mengalami sesak nafas dalam penebangan menuju Kuala Lumpur. Saat akan tiba di bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) sempat berkomunikasi dengan pihak Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) yang melakukan penjemputan," tulis Kedubes RI Kuala Lumpur.
Pemulangan Jenazah Tengah Diurus
Dalam kondisi kesehatan yang menurun, Azyumardi Azra langsung dibawa menuju Serdang Hospital untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dalam masa perawatan, pihak tim medis Rumah Sakit Serdang menyampaikan bahwa terdapat gangguan jantung sehingga memerlukan perawatan khusus di CCU.
"Pihak rumah sakit menyampaikan telah berupaya memberikan penanganan medis bagi kesembuhan almarhum," tulis Kedubes RI Kuala Lumpur.
Istri dan anak dari Azyumardi Azra mewakili pihak keluarga diketahui telah tiba di Kuala Lumpur dari pada 17 September 2022 untuk menjenguk di Serdang Hospital. Selama proses perawatan KBRI Kuala Lumpur terus melakukan pendampingan dan saat ini KBRI tengah menguruskan penanganan jenazah lebih lanjut.
"Profesor Azumardi Azra direncanakan semula untuk menghadiri sebagai nara sumber pada Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia, pada 17 September 2022 yang diselenggarakan oleh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Tokoh Pers Malaysia juga berkesempatan menjenguk beliau pada saat dirawat," tutup press rilis Kedubes RI Kuala Lumpur.
Advertisement
Profil Azyumardi Azra
Cendekiawan Muslim yang dilahirkan pada 4 Maret 1955 itu menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima gelar 'sir' dari Kerajaan Inggris. Mantan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris. Dia menerima gelar itu pada 2010.
Azyumardi diberikan amanat mengemban jabatan Ketua Dewan Pers sejak 2022 hingga 2025. Azyumardi memulai karier pendidikan tinggginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN (kini menjadi UIN) Jakarta pada tahun 1982.
Dikutip dari berbagai sumber, pada 1988, atas bantuan beasiswa Fullbright, Azyumardi mendapat gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University. Kemudian memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama pada 1989.
Pada 1992 ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Di tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Pada 1993 Azyumardi kembali ke Jakarta dan mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Pada tahun 1994-1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.