Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengungkapkan duka cita yang mendalam atas berpulangnya akademisi yang juga Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra.
Ma’ruf menyebut almarhum adalah akademisi berkelas dunia yang ide dan pemikirannya sangat mencerahkan masyarakat luas.
Advertisement
“Almarhum adalah akademisi berkaliber dunia. Karya, ide dan pemikirannya sangat mencerahkan, terutama pada Sejarah Kebudayaan Islam, yang menjadi bidang kepakarannya,” tutur Ma’ruf saat menyampaikan ucapan duka cita dalam tayangan video, Senin (19/9/2022).
Lebih jauh, Ma’ruf mengungkapkan bahwa semasa hidupnya Prof. Azyumardi Azra sangat responsif terhadap dinamika perkembangan zaman dan terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
“Sebagai intelektual, almarhum sangat responsif dan kontributif terhadap dinamika perkembangan zaman, yang selalu menebar ilmu dan memberi inspirasi,” ujarnya.
Ma’ruf pun mendoakan almarhum Prof. Azyumardi Azra agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan segala karyanya terus bermanfaat bagi masyarakat.
“Semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadahnya, dihapuskan segala khilafnya, dan diberikan tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Semoga segala karya-karyanya terus memberikan maanfat bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Diketahui, Azyumardi Azra meninggal dunia karena sakit di Hospital Serdang Selangor Malaysia pada Minggu 18 September 2022 sekitar pukul 12.30 waktu setempat.
Sebelumnya, Dewan Pers menggelar salat gaib bagi jenazah mendiang Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra, pada Senin, 19 September 2022.
Digelar di Hall Dewan Pers, salat diawali Salat Dzuhur berjamaah. Imam salat adalah KH Muhammad Cholil Nafis. Hall Dewan Pers nampak penuh oleh para panggota Dewan Pers yang ikut salat gaib dengan khusuk
Wakil Ketua Dewan Pers, M Agung Dharmajaya menyatakan sosok Azyumardi bukan hanya pemimpin panutan melainkan juga sosok orang tua.
Pemakaman Dilakukan Besok
Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya menyatakan, jenazah Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra akan tiba di Indonesia pada Senin (19/9/2022) malam.
“Malam ini jenazah tiba di Indonesia, jam 21.00-22.00 malam insya Allah,” kata Agung saat dikonfirmasi, Senin (19/9/2022).
Setibanya di tanah air, jenazah akan disemayamkan di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. “Kemudian ada serah terima ke keluarga. Selanjutnya dibawa ke UIN Syarif Hidayatullah untuk disemayamkan,” kata.
Berdasarkan informasi yang diterima Agung, pemakaman akan dilakukan pada Selasa 20 September 2022 sekitar pukul 10.00 WIB di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
“Pemakaman kemungkinan sebelum zuhur. Saya belum update lagi (waktu pemakaman) ke keluarga,” kata dia.
Wakil Ketua Dewan Pers, M Agung Dharmajaya menyatakan sosok Azyumardi bukan hanya pemimpin panutan melainkan juga sosok orangtua.
“Telah berpulang orangtua kami, guru kami, pemimpin kami sahabat, profesor Azyumardi Azra,“ kata Agung di Dewan Pers, Senin (19/9/2022).
Agung mengaku sangat bersyukur bisa bekerjasama dengan almarhum meski dalam waktu singkat.
“Banyak ilmu yang kami dapatkan yang justru tidak sadar beliau berikan pada kami. Saya pribadi beruntung karena minggu lalu itu berkegiatan dengan beliau,” kata dia.
Menurut Agung, tidak hanya dunia pers yang kehilangan melainkan juga Indonesia kehilangan putra terbaiknya. “Dewan pers sangat kehilangan, Dunia Pers sangat kehilangan. Indonesia kehilangan putra terbaiknya,” kata dia.
“InsyaAllah beliau khusnul khotimah,” sambungnya.
Advertisement
Azyumardi Azra Dianggap Cendekiawan Muslim yang Konsisten oleh Jemaat Ahmadiyah
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) menyatakan turut berduka cita atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra. Mereka merasakan kehilangan luar biasa dengan meninggalnya sang profesor.
"Seluruh keluarga besar Jemaat Ahmadiyah turut berduka yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. Azyumardi Azra pada hari Minggu, 17 September 2022," ujar Juru Bicara JAI Yendra Budiana, Senin (19/9/2022).
Menurut dia, Azyumardi Azra dianggap sosok cendekiawan Muslim yang sangat konsisten. Yendra menyebut sejak lama Azyumardi memperjuangkan sikap inklusif serta kesetaraan pada seluruh kelompok, dan mengutuk keras tindakan intoleransi di Indonesia.
"Salah satu sikap konsisten dari Prof. Dr. Azyumardi Azra adalah 17 tahun lalu pada tahun 2005 saat Ahmadiyah diserang oleh kelompok intoleran. Dan pada saat itu tidak banyak tokoh-tokoh nasional yang bersikap. Profesor Azra sebagai rektor Universitas Islam Ngeri Syarif Hidayatullah kala itu, langsung meminta agar MUI mengkaji ulang tentang fatwa sesat Ahmadiyah dan mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap Kantor Pusat Ahmadiyah di Parung Bogor pada bulan Juli tahun 2005," ujar Yendra.
Dia menuturkan, sikap konsisten pada Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) serta kedekatan Azyumardi Azra dengan Jemaat Ahmadiyah sangat terasa. Apalagi, Azyumardi Azra kerap membela Jemaat Ahmadiyah.
"Misalnya pertemuan pada tahun 2017 dalam acara Baitul Muslimin. Saat itu Prof. Azyumardi Azra banyak meminta Ahmadiyah menulis pandangan-pandangannya tentang kebangsaan, khususnya terhadap Pancasila agar publik Indonesia semakin paham tentang sistem Khilafah Ahmadiyah," kata Yendra.