Liputan6.com, Jakarta - Kasus harian positif Covid-19 di Tanah Air masih terus bertambah. Ada 2.518 orang yang dilaporkan terpapar Covid-19 pada hari ini, Selasa (20/9/2022).
Sehingga akumulasi pasien positif terhitung sejak Maret 2020 mencapai 6.412.944 orang.
Penambahan tersebut juga terjadi pada pasien sembuh dan dinyatakan negatif virus Corona.
Advertisement
Berdasarkan laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, ada 2.533 orang yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini. Sehingga mereka yang dinyatakan terbebas dari Covid-19 telah mencapai 6.228.979 jiwa.
Baca Juga
Sementara itu, pasien meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 juga masih terus ada. Satgas Covid-19 melaporkan, total akumulatif kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia hingga kini mencapai 157.930 jiwa.
Kenaikan tersebut terjadi setelah ada penambahan 15 orang meninggal pada hari ini.Â
Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak Senin, 19 September 2022, pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Selasa (20/9/2022) pada jam yang sama.Â
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak mau terburu-buru menyatakan pandemi Covid-19 berakhir, seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia mengatakan bahwa hanya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bisa menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 selesai.
"Pandemi ini kan terjadi di seluruh dunia, dan yang bisa memberikan statement menyatakan pandemi selesai itu adalah WHO," kata Jokowi kepada wartawan di Gerbang Jalan Tol Gabus Kabupaten Bekasi Jawa Barat, Selasa (20/9/2022).
Menurut dia, Indonesia tetap mewaspadai potensi penyebaran virus corona. Terlebih, ada beberapa negara yang kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19.
"Kalau untuk Indonesia, saya kira kita harus hati-hati, tetap harus waspada tidak harus tergesa-gesa, tidak usah segera menyatakan bahwa pandemi sudah selesai," jelasnya.
"Saya kira hati-hati ada di satu dua negara yang covid-nya juga mulai bangkit naik hati-hati, kehati-hatiaan yang harus diterapkan," sambung Jokowi.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Akhir Pandemi di Depan Mata?
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu, 18 September lalu, Joe Biden mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir. Meskipun ia mengakui dunia masih memiliki masalah dengan Covid-19 terlebih ketika AS terus bergulat dengan infeksi virus corona yang membunuh ratusan orang setiap hari.
Sang presiden mengatakan kepada CBS, "Kami masih memiliki masalah dengan Covid-19. Kami masih melakukan banyak pekerjaan untuk itu. Tapi pandemi sudah berakhir. Jika Anda perhatikan, tidak ada yang memakai masker. Semua orang tampaknya dalam kondisi yang cukup baik. Jadi saya pikir itu berubah," katanya.
Dilansir dari The Guardian, pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akhir pandemi sudah di depan mata, setelah mengungkapkan bahwa kematian mingguan berada pada level terendah sejak Maret 2020.
Namun, ia memperingatkan bahwa virus corona masih menimbulkan "darurat global akut" dan menyoroti bahwa selama delapan bulan pertama tahun 2022 lebih dari 1 juta orang meninggal karena Covid-19.
Di AS, jumlah korban pandemi telah berkurang secara signifikan sejak awal masa jabatan Biden ketika lebih dari 3.000 orang Amerika setiap hari sekarat, karena perawatan yang ditingkatkan, obat-obatan, dan vaksinasi menjadi lebih banyak tersedia. Tetapi hampir 400 orang per hari terus meninggal akibat Covid-19 di AS, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Advertisement
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.
Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.
Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.