Sukses

Kata Pengamat Soal Pertemuan Anies Baswedan dengan 3 Ketum Parpol

Ujang Komarudin menilai pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan tiga Ketua Umum (Ketum) partai politik (parpol) membicarakan banyak hal tak terkecuali pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan tiga Ketua Umum (Ketum) partai politik (parpol) di acara pernikahan anak dari kader Partai NasDem Sugeng Prawoto membicarakan banyak hal tak terkecuali pemilihan presiden (pilpres) 2024.

"Ya saya melihatnya itu kan pertemuan internal ya di acara pernikahan pimpinan Komisi ya di DPR RI ya tentu itu merupakan bagian dari silaturahmi yang membicarakan banyak hal," kata Ujang dalam keterangannya, Selasa (20/9/2022).

Diketahui, pada acara pernikahan yang dihelat Minggu malam 18 September 2022 tersebut, Anies bertemu dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, Ketum Partai NasDem Surya Paloh serta Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurut Ujang, salah satu yang menjadi pembahasan Anies bersama tiga Ketum parpol tak jauh dari soal pemilihan presiden (pilpres) 2024. Pertemuan itu, kata Ujang juga menjadi berkah bagi Anies.

"Salah satunya ya itu tadi, ngobrol ngalor ngidul, soal koalisi, soal pencapresan, dan lain-lain. Ya itu bisa jadi pertemuan berkah ya. Berkah bisa bersilahturami dengan Ketum partai koalisi yang indikasinya bisa saja mendukung Anies di kemudian hari, kan seperti itu," jelas Anies.

Pasalnya, Ujang berujar ketiga Ketum parpol tak punya pilihan selain berkoalisi apabila hendak mengusung Anies sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) di kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

"Karena kan tidak ada pilihan bagi ketua-ketua partai itu. Karena kan kalau mereka tidak bergabung, engga bisa karena kalau hanya dua partai saja kira-kira NasDem dengan PKS engga bisa, karena kurang 20 persen," terang Ujang.

"Kalau NasDem dengan Demokrat saja tidak bisa juga. Jadi tiga-tiganya memang harus berkoalisi jika ingin mengusung Anies," lanjut dia.

2 dari 3 halaman

Elektabilitas Anies

Ujang memaparkan setidaknya ada dua hal yang memang diperhatikan oleh ketiga Ketum parpol tersebut jika ingin mengusung Anies sebagai capres dan cawapres. Pertama, kata dia memperhatikan elektabilitas tokoh tersebut. Anies pun potensial dalam hal itu.

"Kalau ingin mengusung capres cawapres kan rumusnya memang harus memiliki elektabilitas tinggi. Anies ini kan lumayan elektabilitasnya, masuk tiga besar dia tinggi dalam konteks sebagai capres artinya punya peluang dicapreskan oleh ketiga partai itu," kata dia.

3 dari 3 halaman

Efek Ekor Jas

Lebih lanjut, Ujang menyebut alasan kedua ialah terkait dengan efek ekor jas yang dapat diberikan Anies kepada masing-masing parpol yang mengusung. Anies disebut juga mampu memberikan efek ekor jas pada ketiga partai tersebut.

"Nah itu kemungkinan bisa membawa dampak efek ekor jas bagi ketiga partai. Misalkan bagi NasDem, Anies punya efek ekor jas yang bagus, bagi PKS juga sama," ujarnya.

Kendati demikian, Ujang menyampaikan kemungkinan koalisi antar ketiga partai masih sangat dinamis. Saat ini, kata Ujang semua kemungkinan terkait koalisi dapat saja terjadi.

"Tapi semuanya masih cair masih dinamis kita lihat perkembangannya ke depan seperti apa," ucap dia.