Sukses

Cerita Anies Baswedan tentang Tantangan Awal Jadi Gubernur DKI Jakarta

Anies Baswedan mengenang momen-momen awal menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia mengungkapkan, saat pertama kali memimpin Ibu Kota, langsung dihadapkan pada tiga tantangan terbesar.

Liputan6.com, Jakarta Anies Baswedan mengenang momen-momen awal menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia mengungkapkan, saat pertama kali memimpin Ibu Kota, langsung dihadapkan pada tiga tantangan terbesar.

Hal ini diungkapkan Anies saat sosialisasi Pergub Nomor 31 Tahun 2022 Tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta.

"Ada tiga hal menurut saya garis besar utama yang akan saya sampaikan disini. Saat saya masuk di balai kota ini apa tantangan utamanya," kata Anies di Gedung Pola, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Anies mengungkapkan tantangan itu antara lain banyaknya jumlah pengguna kendaraan pribadi baik motor maupun mobil. Bahkan, jumlah pengguna kendaraan itu kata Anies, melebihi jumlah penduduk DKI Jakarta.

"Kita punya tantangan fakta ini. Ada 16 juta motor, ada 3,5 juta mobil, penduduknya 11 juta. Ini catatan di Polda Metro," kata dia.

Tantangan kedua, Anies mengaku menemukan adanya segregasi atau upaya saling memisahkan diri antar warga DKI. Menurut Anies, mereka terpisah menjadi klaster-klaster tertentu dan tidak terhubung satu sama lain.

"Kemudian kita menemukan ada segregasi. Tanpa kita sadari Jakarta ini tersegregasi, ada kampung ada komplek. Ada makmur ada pra makmur dan itu ada di dalam klaster-klaster masing-masing. Dan satu sama lain itu tidak terkoneksikan, ini fakta," jelas dia.

Tantangan lainnya terkait permasalahan polusi dan banjir di Jakarta. Anies menyebut banjir besar tak bisa dipungkiri selalu menjadi permasalahan yang sering terjadi di Jakarta.

"Kemudian, kita juga tempat kita sering berpolusi, walaupun sebagian bukan dari kita, tapi kenyataan itu ada. Kemudian kita juga tempat yang sering mengalami banjir besar, ini fakta saja," kata dia.

 

2 dari 3 halaman

Rumuskan Masalah

Anies mengaku telah merumuskan semua tantangan tersebut untuk melihat akar penyebabnya. Dia menemukan bahwa sebagian besar permasalahan ibu kota disebabkan oleh ulah manusia.

"Dan sebagian dari ini semua kalau kita boleh merumuskan man made disaster bukan sepenuhnya natural disaster," ujarnya.

"Kenapa? Kami melihat kalau kita menyelesaikan persoalan Jakarta, jangan simptomatis. Simptomatis itu artinya jangan melihat gejalanya saja. Tapi harus mengobati penyakitnya," lanjut dia.

Anies mengatakan usai ditelusuri berdasarkan rumusan yang telah dilakukan dia menemukan adanya tiga permasalahan utama. Pertama, kata dia terkait pembangunan tata ruang yang masih berorientasi kendaraan pribadi.

 

3 dari 3 halaman

Penyebab Lain

"Bukan hanya Jakarta tapi di dunia, di banyak tempat itu mengadopsi pendekatan Car Oriented Development (COD), pembangunan kita terkait ruang itu berorientasi kepada kendaraan pribadi," katanya.

Kedua, Anies menyebut adanya kebutuhan dasar yang menyebabkan investasi Jakarta sangat minim. Sehingga tidak terpenuhinya pelayanan dasar.

Ketiga, dia menemukan adanya persoalan lingkungan hidup yang selama ini tidak dijadikan sebagai prioritas utama Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Menurut dia, permasalahan itu menjadi sebab utama Jakarta ditinggalkan penduduknya.

"Mengakibatkan kota kita tanpa kita sadari sedikit demi sedikit ditinggalkan penduduknya. Kemana? Kepinggiran, makin berjauhan tuh satu-satu pada keluar, keluar kota. Akibatnya Jakarta itu mengalami urban sprawling namanya, pengembangan," terang Anies.