Liputan6.com, Jakarta - Setelah melalui tahap seleksi dan kurasi Festival Film Bulanan lokus 2 periode September 2022, film fiksi asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat, berjudul ‘Balalek’ karya Sutradara Haris Supiandi, produksi Gertak Film, berhasil menjadi film terpilih pertama.
Sementara film terpilih kedua sukses diraih film bergenre drama asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yakni ‘Rindu Tenggelam’ karya Sutradara Magung Budiman, produksi Kamar Senyap.
Atas terpilihnya kedua film ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengucapkan selamat untuk keberhasilan yang diraih keduanya.
Advertisement
“Buat teman-teman komunitas Gertak Film dan Kamar Senyap, kami ucapkan selamat atas terpilihnya film kalian sebagai perwakilan dari lokus 2 sekaligus menjadi nominasi di acara puncak Malam Anugerah Festival Film Bulanan akhir tahun nanti”, ujar Sandi.
Baca Juga
Sebagai bentuk apresiasi, kedua film terpilih mendapatkan sertifikat, suvenir, publikasi di portal nasional, dan penayangan poster film di sejumlah area gedung Kemenparekraf. Selain itu juga akan ditayangkan secara premier di kanal YouTube Kemenparekraf selama satu bulan
Sandi mengaku senang melihat semangat juang para sineas yang akhirnya membuahkan hasil. “Senang rasanya melihat mereka yang punya semangat juang dan pantang menyerah, seperti teman-teman dari komunitas Kamar Senyap”, ungkap Sandi.
Pasalnya, dari data yang diterima, film ‘Rindu Tenggelam’ sudah beberapa kali terdaftar sebagai submisi sejak bulan Februari lalu. Menurut Sandi, inilah manifestasi dari tagline Festival Film Bulanan ‘Karena Mahakarya akan selalu menemukan jalannya’.
“Saya percaya, usaha tidak akan mengkhianati hasil dan yang dilakukan teman-teman komunitas Kamar Senyap ini adalah bukti”, kata Sandi.
Dari kacamata salah satu kurator Festival Film Bulanan, Mohamad Ariansah, kedua film terpilih periode September 2022 berusaha menampilkan persoalan yang identik dengan lokalitas masing-masing. Melalui pendekatan visual yang kuat dalam menyampaikan gagasan tentang persoalan ekologi dan konflik antar generasi dalam film ‘Balalek’, serta visualisasi potret keluarga nelayan yang merindukan kehadiran sosok Bapak yang tidak pernah kembali dari melaut dalam film ‘Rindu Tenggelam’.
Bukan Ujung dari Perjuangan
Meski demikian, pencapaian ini tentu bukan ujung dari perjuangan, melainkan langkah awal yang baik bagi para sineas daerah untuk terus berproses, meningkatkan kualitas karya, dan menjadi bagian dari pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, khususnya subsektor film.
Dalam kesempatan ini, Sandi juga mengimbau kepada para sineas agar jangan berhenti belajar, berkreasi, dan upgrade kemampuan diri.
Senada dengan Sandi, kurator Festival Film Bulanan yang juga penulis skenario, Damas Cendekia, menyarankan para sineas untuk mengembangkan ide cerita menjadi sesuatu yang memiliki kedalaman makna dan pesan penting yang perlu disampaikan melalui karya film.
“Misalnya, ketika teman-teman mengangkat sebuah tradisi/budaya suatu daerah. Itu bisa digali dan dikembangkan lagi narasinya, jadi tidak sekadar menunjukkan budayanya aja, tapi ada alasan atau urgensi tentang kenapa budaya itu harus dipertahankan”, tutur Damas.
Lalu untuk sineas yang berada di wilayah Sabang, Aceh, Riau, Sumatera, dan Bangka Belitung, Sandi juga berpesan agar segera persiapkan diri karena pendaftaran untuk lokus 3 akan segera dibuka mulai 2 Oktober 2022. Informasi selengkapnya bisa didapatkan melalui akun media sosial dan www.festivalfilmbulanan.com.
Advertisement