Sukses

Anies Sebut Kebijakan Era Ahok soal Pemotor Dilarang Lewat Sudirman-Thamrin Tak Adil

Anies menyoroti apabila kebijakan semacam itu tetap berlanjut, maka akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang semakin berkurang.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkit kebijakan pemimpin DKI Jakarta sebelumnya yang melarang pengendara sepeda motor melintas di Jalan Sudirman -Thamrin. Menurut Anies, kebijakan itu tidak adil bagi masyarakat kecil di kota.

"Jangan sampai kita ke yang kecil, wah ini mengganggu pemandangan kota. Sementara dulu waktu datang ke kota ini kita dulu kecil," kata Anies saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Innovation Day, di Ruang Pola, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Kendati tak menyebut nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kebijakan pembatasan pengendara motor melewati Jalan Sudirman-Thamrin ini diterbitkan di era kepemimpinan Ahok. Persisnya, aturan itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 195 Tahun 2014 Juncto Pergub DKI Nomor 141 Tahun 2015 Tentang Pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor.

"Jangan sampai misal dulu ada gagasan Jalan Sudirman - Thamrin tidak boleh dilewati motor, ini kalau dihentikan dari sepeda motor di jalan itu, maka itu jatah teman-teman Grab (ojek online) Rp 500 delivery per hari di Jalan Jenderal Sudirman," jelas Anies.

Lebih lanjut, Anies menyoroti apabila kebijakan semacam itu tetap berlanjut, maka akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang semakin berkurang. Khususnya, kata dia, pada kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Menurut Anies dalam setiap kebijakan keadilan harus menjadi perhatian yang utama bagi setiap pemimpin. Pasalnya, ia menilai keadilan seringkali dilupakan sebagai pertimbangan dalam merumuskan suatu kebijakan.

"Jadi jangan sampai ketika kita sudah makmur, keadilan itu tidak menjadi bagian dari perhatian kita. Ini terjadi di tingkat pengambilan kebijakan bahwa inginnya kita adil, ketika sudah dapat keadilan, tidak menjadi prioritas. That must not happen," kata dia.

2 dari 2 halaman

Inovasi Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, segala macam inovasi di Kota Jakarta melalui tiga level. Level itu dimulai dengan gagasan, narasi, dan karya.

Hal ini diungkapkan Anies saat menjadi Keynote Speaker di Jakarta Innovation Days, innovation sharing dengan tema inovasi mobilitas perkotaan yang berkelanjutan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (27/9/2022).

"Kami melihat bapak ibu sekalian di kota ini, di Jakarta segala macam inovasi itu dimulai dengan tiga level. Satu, gagasan, dua narasi, tiga karya," kata Anies.

Anies berujar karya selalu menjadi fase terakhir. Kendati demikian, ketiganya selalu berjalan secara beriringan.

"Menjadi karya itu adalah fase yang paling akhir. Tidak ada hanya karya tanpa narasi tanpa gagasan," ujar dia.

Selain itu, Anies juga berbicara mengenai kota sebagai ruang ketiga. Menurut dia, sebagai ruang ketiga kota merupakan tempat milik bersama.

"Sama seperti ketika kita melihat penduduk kota ini. Kota itu kan ruang bapak ibu. Ruang itu kita bagi tiga. Ruang pertama di rumah, ruang kedua di tempat kerja, ruang ketiga ruang kita bersama," jelas Anies.

Anies menyampaikan bahwa ruang ketiga harusnya dapat menghadirkan perasaan kebersamaan hingga kesetaraan. Ruang ketiga yang dimaksud Anies ialah taman, pusat perbelanjaan, trotoar, hingga transportasi.

"Pertanyaannya sudahkah ruang ketiga kita itu dibangun untuk menciptakan perasaan kebersamaan. Sudahkah ruang ketiga itu mempersatukan, sudahkah membangun perasaan kesetaraan," kata dia.

"Bahkan ruang ketiga kita dulu, ruang ketiga ini ada taman, ada mall, ada trotoar, transportasi itu ruang ketiga," lanjut dia.