Sukses

PDIP Buka Suara, Sebut Duet Prabowo-Jokowi Tanda Kiamat

Duet Prabowo-Jokowi, PDIP: Itu Tanda-tanda Kiamat

Liputan6.com, Jakarta Muncul wacana untuk menduetkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024. Hal ini karena tidak ada aturan yang menyebutkan Jokowi dilarang menjadi cawapres di hajatan lima tahuna  tersebut.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya buka suara menanggapi wacana tersebut. Menurut Ketua DPP PDIP Said Abdullah menilai jika duet pasangan tersebut terjadi maka tanda-tanda akan kiamat.

"Kalau Pak Prabowo disandingkan dengan Pak Jokowi itu tanda-tanda kiamat," kata Said, kepada wartawan, Rabu (28/9/2022).

Said pun menegaskan bahwa, wacana duet Prabowo-Jokowi tidak akan terjadi. Sebab, Jokowi bukan lah sosok yang gila terhadap  kekuasaan.

"Kalau melihat moralitas presiden kita Bapak Jokowi, itu kan bukan gila kekuasaan, Pak Jokowi tidak serendah itu," tegasnya.

Respons Prabowo Subianto

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menanggapi santai isu terkait dipasangkannya dirinya dan Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2024. Namun kali ini, Prabowo lah yang digadang memegang kendali dan Jokowi menjadi wakilnya.

“Ya sebuah kemungkinan, ada saja,” singkat Prabowo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 26 September 2022.

Sebelumnya, isu yang sama juga sudah pernah ditanyakan terhadap Presiden Jokowi. Kala itu, kepala negara tegas menyampaikan bahwa dirinya tidak terlibat dalam hal-hal menyangkut kontestasi Pemilu 2024 untuk saat ini.

“Sejak awal saya sampaikan bahwa ini yang menyiapkan bukan saya, urusan 3 periode sudah saya jawab. Begitu dijawab muncul lagi yg namanya perpanjangan, juga saya jawab. Ini muncul lagi jadi wapres, itu dari siapa?,” kata Jokowi saat di Istana Negara Jakarta, Jumat 16 September 2022.

Jokowi memastikan, hal itu datangnya bukan dari dirinya. Dia pun enggan berkomentar lebih perihal itu

“Kalau dari saya, saya terangkan. Kalau bukan dari saya, saya Ndak mau terangkan,” ungkap Jokowi.

 

2 dari 3 halaman

PPP: Apakah Jokowi Pantas Jadi Cawapres Prabowo?

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi apakah mau menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto. Adapun muncul wacana dari Parrai Gerindra untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Jokowi di Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek, Jokowi yang sudah maju dua periode sebagai presiden masih berpeluang maju sebagai calon wakil presiden. Hanya saja Awiek mempertanyakan dari konteks etika politik.

s"Itu hak politik ya kembali ke Pak Jokowi apakah mau atau tidak tapi secara etika politik ya tergantung beliau. Kalau secara UU enggak ada larangan, cuma apakah iya apakah pantas?," ujar Awiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 27 September 2022.

Awiek pun mencontohkan pernah terjadi di tingkat bupati dan wali kota. Yaitu di Sampang, Jawa Timur dan Surabaya Jawa Timur. Pernah terjadi Bupati Sampang sudah maju dua periode kemudian menjadi wakil bupati. Tetapi karena sang bupati meninggal, ia harus naik jabatan dan menjadi bupati tiga periode.

Kemudian di Surabaya, Bambang DH maju sebagai wakil walikota mendampingi Tri Rismaharini meski sudah menjadi walikota dua periode.

Namun, Awiek menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi apakah memutuskan akan mengambil peluang untuk maju sebagai calon wakil presiden atau legawa tidak lagi berkontestasi di 2024.

"Semua kembali ke pak Jokowi, apakah beliau akan mengambil peluang itu atau beliau ya legowo biasalah dengan ketentuan perundang-undangan yang ada. Secara UU enggak ada yang dilanggar," kata wakil ketua Baleg DPR RI ini.

 

3 dari 3 halaman

Wacana Jokowi Cawapres Prabowo Dinilai Rendahkan Wibawa Presiden

Partai Gerindra memantik wacana duet Prabowo-Jokowi di Pemilu 2024. Namun, posisi Jokowi didisposisi menjadi wakil presidennya.

Menanggapi hal itu, Analis Politik Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan, perlu ditanyakan lebih dulu betulkah Jokowi mau menjadi cawapresnya dari Prabowo.

“Mohon maaf, nampaknya tawaran tersebut justru merendahkan wibawa dan martabat Jokowi yang pernah menjadi presiden dua periode,” kata CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, lewat keterangan pers diterima, Kamis 15 September 2022.

Meski pertanyaan itu hanya dapat dijawab oleh Jokowi, namun Pangi termasuk tidak yakin Jokowi mau untuk digandeng menjadi wakil presiden Prabowo.

“Masih jauh lebih tertarik Jokowi mungkin dengan ide tiga periode, faktanya presiden Jokowi cenderung selama ini membiarkan wacana tersebut terus dipancarkan “inner circle” pendukung beliau, ditambah lagi presiden Jokowi mengatakan itu sah-sah saja karena bagian dari suara demokrasi,” jelas Pangi.  

Pangi menambahkan, wacana duet Prabowo-Jokowi belum ada jaminan bahwa duet ini diprediksi bakal mulus melenggang ke kursi Istana.

“Citra, elektabilitas Jokowi ada kemungkinan redup. Itu artinya tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden terjadi fluktuasi dan dinamis, ada kemungkinan figur Jokowi tidak lagi se-populer ketika maju pada pemilu 2014 dan pemilu 2019,” jelas Pangi

Pangi mewanti, bahwa perilaku pemilih Indonesia kemungkinan akan mengalami kejenuhan jika kembali disuguhkan kedua sosok tersebut. Sebab, pemilih sudah rindu terhadap figur-figur yang lebih seger populis, dan membawa harapan baru di dalam visi capresnya.

“Saya termasuk yang tidak yakin bahwa pemimpin itu selamanya dicintai rakyat, kan ada fase anti klimaks dengan ketokohan seseorang. Setiap tokoh dan figur personalisasi seseorang tentu ada momentumnya, atau ada masa tanggal kadaluarsa, kepemimpinan juga begitu,” jelas Pangi.

“Saya termasuk mazhab yang tidak yakin momentum yang sama bisa terulang kembali terhadap Prabowo dan Pak Jokowi. Sebab saya menilai masyarakat cenderung lebih tertarik dengan figur seger seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan,” tambah Pangi menutup.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com