Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu kisah dramatis maupun kesaksian pilu atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini mulai terekspos ke publik. Baik melalui media massa maupun media sosial atau medsos.
Mulai dari kepanikan penonton saat menghadapi tembakan gas air mata yang bertubi-tubi dilepaskan aparat keamanan. Termasuk, pintu Stadion Kanjuruhan yang tak semuanya terbuka lebar saat ribuan penonton berhamburan keluar menyelamatkan diri masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
Hingga akhirnya banyak penonton yang diduga sesak napas. Bahkan, tak sedikit yang diduga terjatuh dan terinjak massa penonton yang dihalau keluar Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.
Suasana malam mencekam itu seperti dituturkan Eko Ari Anto, Senin 3 Oktober 2022. Ia membeberkan kisah dramatis di Stadion Kanjuruhan Malang itu dalam sebuah forum yang dihadiri banyak Aremania atau suporter Arema.
Tak lama setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan Arema vs Persebaya ditiup wasit, Eko mendengar suara tembakan. Setidaknya lima kali suara letusan didengarnya. Ia mendekat, lalu melihat di pintu 10 terdengar suara banyak orang menggedor pintu disertai jeritan.
"Begitu pintu dibuka, saya lihat ada perempuan pingsan ditolong kawan–kawan. Setelah itu ternyata semakin banyak korban digotong keluar," kata suporter Arema tersebut.
Melihat kondisi itu, ia masuk ke dalam Stadion Kanjuruhan membantu evakuasi korban. Ia masuk ke sektor 12 dan 14 yang sudah banyak korban. Sayang, hanya pintu 14 yang terbuka menyebabkan banyak orang berebut keluar. Mereka yang tenaganya masih kuat bahu-membahu saling menyelamatkan.
"Saya lalu ke sektor 13 coba bantu di sana. Ya Allah, ternyata di situ sudah seperti kuburan bagi adik-adik saya," ucap Eko. Tangisnya meledak, suporter klub sepak bola Malang itu tak kuasa melanjutkan ceritanya.
Sejumlah korban selamat juga mengalami trauma, bahkan terguncang psikisnya. "Trauma, ingat anak dan ingat suami. Saya tidak akan lagi masuk stadion. Saya harap ini diusut tuntas, ada keadilan untuk kami semua," tutur Elimiati, wanita yang kehilangan anak yang masih berusia 3 tahun dan sang suami dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan.
Berapa jumlah perempuan dan anak yang menjadi korban dalam tragedi yang termasuk 2 besar insiden paling mematikan dalam sepak bola dunia tersebut? Bagaimana pula ragam tanggapan kisah dramatis dan kesaksian pilu tragedi Kanjuruhan? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan Malang
Advertisement
Infografis 42 Perempuan dan 37 Anak Turut Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan
Infografis Ragam Tanggapan Kisah Dramatis dan Kesaksian Pilu Tragedi Kanjuruhan
Advertisement