Sukses

Jokowi Cerita Situasi Awal Pandemi di RI, Negara Panik Rebutan APD dan Vaksin

Jokowi bersyukur kini Indonesia bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bercerita tentang situasi awal pandemi melanda Indonesia. Kala itu, pemerintah pusat panik karena harus berebut vaksin Covid-19 dengan negara lain.

"Saya ingat saat awal pandemi berlangsung, yang menyebabkan kepanikan di jajaran pemerintah kita adalah karena kita rebutan yang namanya vaksin dengan negara lain, semua negara saat itu rebutan dengan yang namanya vaksin," ungkap Jokowi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Jumat (7/11/2022).

Berikutnya, pemerintah kelimpungan mencari Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan (nakes). Pemerintah pun berupaya memproduksi sendiri APD kala pandemi sedang ganas-ganasnya.

"Itu rebutan yang awal-awal itu pakaian APD, di mana-mana padahal kita produksi, saking bingungnya saat itu," ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Meski begitu, kepala negara bersyukur kini Indonesia bisa mengendalikan pandemi dengan baik. Menurutnya, sudah 440 juta dosis vaksinasi Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat.

"Tapi Alhamdulillah sampai saat ini sudah menyuntikkan 440 juta dosis vaksin kepada rakyat sehingga kita termasuk yang terbaik di dunia dalam mengelola, mengendalikan yang pandemi," ucap Jokowi.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Jokowi: Pandemi Covid-19 Segera Berakhir

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan segera menyatakan pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir.

Pasalnya, kata dia, jumlah kasus Covid-19 di tanah air sudah mulai sedikit.

"Pandemi memang sudah mulai mereda. Mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan di Peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Kendati begitu, kata dia, pemulihan ekonomi pasca pandemi belum kembaki pada kondisi yang normal. Bahkan, Jokowi menyebut kondisi ekonomi justru semakin tidak baik.

"Karena selain pandemi, ditambah lagi karena adanya perang di Ukraina," ucapnya.