Sukses

Firli Buktikan KPK Bertaji, Jalankan OTT Hingga Tangkap Hakim Agung

Ketua KPK, Firli Bahuri, dinilai telah membuktikan kepemimpinannya saat memimpin lembaga antirasuah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua KPK, Firli Bahuri, dinilai telah membuktikan kepemimpinannya saat memimpin lembaga antirasuah. Pesimis publik terhadapnya ternyata terbantah, dengan kinerja KPK yang masih tetap menangkap pelaku korupsi mulai dari kepala daerah hingga hakim agung.

“Kami berangkat dari tantangan yang dihadapi Pak Firli, katanya KPK akan hancur akan bubar kalau beliau pimpin? Nyatanya tidak, program tetap jalan, OTT jalan, banyak koruptor yang  ditangkap,” kata Ahmad Afandi, ketua Forum Guru Honorer Madrasah (FGHM) Kabupaten Bogor dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/10/2022).

Ahmad melihat, KPK pada era Firli, tampak masif membangun gerakan antikorupsi hingga ke desa-desa. KPK juga menunjukkan kerja kolaboratif bersama lembaga-lembaga yang terkait dalam memberantas korupsi. 

“Mungkin baru kali ini KPK berhasil mengungkap korupsi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi,” urai dia.

Dari rekam prestasi itu, Ahmad meyakini Firli adalah sosok pemimpin kuat yang patuh pada prinsip dan aturan perundang-undangan. Apalagi, sebagai purnawirawan polisi bintang tiga, Firli pasti sosok pemberani serta tidak tebang pilih dalam memberantas korupsi.

“Harapannya beliau juga usut dugaan korupsi penerimaan tenaga guru dan siswa sekolah,” harap Ahmad. 

Atas dasar tersebut Ahmad bersama kelompoknya mendeklarasikan dukungan kepada Firli Bahuri untuk maju pada Pilpres 2024. Deklarasi itu dilakukannya di Kecamatan Rancabungur dan dihadiri perwakilan guru honorer dari berbagai madrasah daerah setempat. 

“Deklarasi tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama setelah pihaknya mengevaluasi kinerja Firli selama memimpin KPK,” jelas Ahmad.

2 dari 2 halaman

Harapan Guru Honorer

Hal senada disampaikan Jusuf Maulana. Perjalanan panjang Firli selaku penegak hukum serta pengalamannya menata sistem antikorupsi disebut jadi energi untuk membela guru honorer. Ia berharap dengan menjadi presiden, Firli berani membuat kebijakan yang mengakomodir aspirasi dan kepentingan guru honorer. 

“Tidak lagi menganggap guru honorer beban negara, beban lembaga pendidikan, karena kerjanya kan sama malah melebihi beban tugas,” ungkap dia. 

Dia menjelaskan, banyak guru honorer yang hingga kini nasibnya tidak jelas meski sudah sangat lama mengajar. Beberapa di antara mereka ada yang harus rela dibayar seadanya, tiga bulan sekali atau bahkan tidak menerima bayaran sama sekali. 

"Mudah-mudahan jika nanti Pak Firli presiden bisa ubah ini,” tandas Jusuf.