Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa FIFA akan berkantor di Indonesia untuk mereview total dan menjaga transformasi sepak bola tanah air. Hal ini dilakukan pasca tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
"Ini hal-hal FIFA akan review total, dan FIFA yang tadi disampaikan akan berkantor di Indonesia, untuk menjaga transformasi sepak bola Indonesia," kata Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga
Timnas Indonesia Menang Lawan Arab Saudi, Erick Thohir: Berkat Introspeksi Pemain dan Shin Tae-yong
Erick Thohir Tetap Berencana Evaluasi Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong Meski Sukses Gasak Arab Saudi 2-0 dan Naik ke Posisi 3
Brace ke Gawang Arab Saudi Jadi Pembuktian Marselino Ferdinan di Timnas Indonesia
Dia tak mengetahui berapa lama FIFA akan berkantor di Indonesia, bisa saja sampai satu tahun. Erick menyebut hal tersebut tergantung kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan transformasi di bidang sepak bola.
Advertisement
"Ya mungkin 3 (sampai) 6 bulan, bisa setahun. Tergantung kesadaran dan kemauan kita. Saya rasa di surat (yang dikirim FIFA ke Presiden Jokowi) itu jelas, FIFA tidak memprioritaskan untuk mengsanksi, tapi transformasi sepak bola harus terjadi," jelasnya.
Adapun Presiden FIFA Gianni Infantio direncanakan berkunjung ke Indonesia pada 18 Oktober 2022, untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kedatangan Presiden FIFA untuk membantu transformasi sepak bola di Indonesia.
"Saya rasa ini hal yg sangat positif kan, nah tinggal kita tunggu saja hasil rapat Presiden FIFA dan Bapak Presiden nanti kita tunggu," ujar Erick.
Dia menuturkan Jokowi dan Presiden FIFA juga sudah melakukan komunikasi terkait transformasi yang harus dilakukan sepak bola Indonesia. Pertama, mengaudit fasilitas stadion sepakbola agar sesuai dengan standar nasional maupun internasional.
"Tidak lain salah satunya adalah CCTV, akses masuk penonton dan pemain tidak boleh bersama, hal-hal itu," ucapnya.
Kemudian, memformulasikan standar dan protokol keamanan sesuai dengan standar keamanan internasional. Erick menekankan TNI, Polri, panitia pelaksana, hingga pihak yang terlibat dalam pertandingan sepak bola harus memiliki persepsi yang sama terkait standar keamanan.
"Tentu TNI, Polri, panpel, supaya semuanya persepsinya sama, supaya jangan saling menyalahkan. Apalagi kan kemarin kejadian yang sangat memilukan, memakan korban, saya rasa juga banyak anak muda ya," tutur Erick.
Transformasi Dilakukan Secara Bersama
Dia menyampaikan transformasi ini harus dilakukan bersama-sama dengan seluruh stakeholder sepakbola, termasuk suporter. Erick mencotohkan keberhasilan sepak bola Inggris salah satunya karena suporter menjadi bagian dari transformasi.
"Kita harus setop lah bagaimana tadi ada suporter-suporter atau antarsuporter atau kejadian apapun yang memakan korban. Ya sepak bola itu mustinya jadi pemersatu, bukan pemecah," jelas dia.
Selain itu, kata Erick, jadwal pertandingan sepak bola harus disepakati semua pihak. Dalam hal ini, tidak boleh ada pergeseran jadwal yang membuat pihak keamanan tidak siap menghadapi pertandingan.
"Makanya diusulkan itu terjadinya hanya Sabtu-Minggu sementara ini, bukan berarti seterusnya Sabtu-Minggu," pungkas Erick.
Advertisement