Liputan6.com, Jakarta - Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hermawan Sulistyo ,menilai karakter kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mirip seperti Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Hermawan meyakini Sigit mampu mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri usai kasus Ferdy Sambo dan Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga
"Saya lihat kayak begini, Jenderal Sigit ini seperti Jokowi, mirip, karakternya mirip, Jawa banget," ujar Hermawan dikutip dari kanal Youtube Podcast Rubrik, Kamis (13/10/2022).
Advertisement
"Kita lihat awal pemerintah Jokowi sama, dicacimaki, pelan-pelan. Jenderal sigit itu kayak gitu, kalem, dengan karakter seperti itu saya yakin (bisa mengembalikan kepercayaan publik), sekarang saja dia sanggup kok," kata dia menambahkan.
Hermawan yang juga penasihat Kapolri ini mengatakan ketegasan Sigit bisa terlihat dalam tindakannya memecat Ferdy Sambo dan sejumlah perwira lainnya yang terlibat dalam pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Selain itu, Sigit juga bertindak cepat mengusut tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan seratus orang lebih. Salah satunya dengan mencopot Kapolres Malang hingga menetapkan enam orang sebagai tersangka.
"Saya optimis bisa mengembalikan kepercayaan publik," kata dia.
Sangat Hati-Hati
Menurut Hermawan, Kapolri Sigit sangat hati-hati dalam bertindak. Menurutnya, jenderal polisi bintang empat itu memiliki karakter lambat tapi tegas.
"Langkah-langkah pelan, tapi sistematik, terus ujung-ujungnya berani, tegas itu ada pada dia, meskipun bagi banyak orang menilai lambat. Kalau bergerak terlalu cepat sistem akan terguncang," kata dia.
Hermawan menyebut Jokowi tak mungkin memilih Jenderal Sigit menjadi Kapolri tanpa melihat latar belakang dan kapasitasnya. Menurutnya, Jokowi pasti memiliki keyakinan Jenderal Sigit bisa memperbaiki Polri.
"Kalau orang kenal beliau (Kapolri Sigit) tidak seperti penampilannya yang diam. Kalau enggak, enggak mungkin Jokowi pilih Listyo Sigit," ujarnya.
Hermawan menegaskan keberadaan Polri masih dibutuhkan hingga saat ini. Menurutnya, Polri adalah tiang penyanggah demokrasi Indonesia.
"Kita masih memerlukan penjaga-penjaga demokrasi, terutama dalam sisi polisi," ujarnya.
Advertisement