Sukses

Cerita Faldo Soal Menteri PAN Mundur Saat Beda Jalan dengan Jokowi

Mantan Juru Bicara PAN ini menyebut, kala itu kader PAN Asman Abnur menjabat sebagai Menteri PAN-RB di dalam pemerintahan Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini menyoroti penonaktifan Zulfan Lindan dari Partai NasDem. Menurutnya, kondisi Partai NasDem saat ini pernah di alami PAN pada tahun 2018 silam.

Mantan Juru Bicara PAN ini menyebut, kala itu kader PAN Asman Abnur menjabat sebagai Menteri PAN-RB di dalam pemerintahan Jokowi. Namun, di sisi lain sikap PAN mengkritik pemerintahan Jokowi.

"Waktu itu ada kejadian PAN juga alami kondisi yang tidak jauh berbeda dengan hari ini yang terjadi di NasDem, PAN memiliki menteri bernama Pak Asman Abnur, MenPAN-RB yang perform, bagus performance-nya, Pak Amien waktu itu, saya belajar juru bicara di situ bang, menjelaskan partai Allah partai setan waktu itu, Jokowi down, armageddon, jadi latihannya di situ, menjelaskan itu ke publik agar bisa diterima, lumayan," kata Faldo dalam diskusi di youtube Total Politik, Sabtu (15/10/2022).

Faldo mengatakan, dengan kondisi saat itu Ketum PAN Zulkifli menyerahkan semua keputusan kepada Asman Abnur. Akhirnya, Asman memutuskan untuk mundur dari jabatan menteri.

"Dalam catatan Pak Amien lagi ngomong antitesa saat itu, sementara Pak Zul (Zulkifli Hasan) sebagai Ketum PAN bilang 'yasudah kader yang sudah diwakafkan, terserah Pak Asman mau bagaimana', seingat saya gitu. Terus Pak Asman dengan gentleman, dengan gesture yang baik, besar hati, memilih mundur dari kabinet, kabinet kerja waktu itu," tuturnya.

"Jadi ya orang perform tidak jadi hujatan publik seperti Pak Asman memilih mundur saat itu karena dia ambil langkah itu, hal itu wajar menurut kami. Saya usia masih 28 waktu itu 2018 'oh iya dinamika politik bisa berubah menjelang momen momen pemilu'," sambung Faldo.

 

2 dari 3 halaman

NasDem Bisa Belajar dari PAN?

Menurut kader PSI ini, NasDem saat ini tengah hidup di satu fase dengan dua sikap. Sebab, menimbulkan pertanyaan ketika NasDem mendeklarasikan Anies sebagai capres, tapi posisinya sekarang masih menjadi parpol pendukung pemerintah.

"Tapi ada pertanyaan dari publik banyak muncul 'bagaimana caranya partai seperti NasDem yang berada di dalam pemerintahan nah itu menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi, tapi di sisi lain ada pikiran siapkan antitesa dari Pak Jokowi', jadi ini lagi hidup dengan satu fase yang sama dengan dua sikap," jelas Faldo.

Menurutnya, NasDem bisa belajar dari PAN dalam menghadapi pengalaman serupa. Dia melanjutkan, dulu PAN berada di Pemerintahan Jokowi namun mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

"Jadi balik ke kondisi PAN itu jadi saya berpikir mungkin kawan kawan di NasDem perlu duduk juga, ngobrol sama kawan-kawan PAN menghadapi dinamika itu, karena waktu itu, menurut kami, di PAN cukup melwati badai badai dinamika yang berubah ini cukup lewat, dulu kita punya antitesa mencalonkan penantang Pak Jokowi itu Pak Prabowo," tandas Faldo.

Diberitakan, Ketua Umum partai NasDem Surya Paloh memberikan peringatan keras pada salah satu kadernya, yakni Zulfan Lindan. Ini merupakan buntut dari beberapa pernyataan kontroversional yang dikeluarkan Lindan hingga mengakibatkan perdebatan di media massa.

Paloh menilai, jika pernyataan Zulfan sangat melenceng dari semangat jati diri NasDem yang mengedepankan politik gagasan. Sehingga, ia pun mengeluarkan peringatan keras berupa penonaktifan Lindan dari kepengurusan partai.

3 dari 3 halaman

Peringatan Surya Paloh

Surya Paloh secara keras memberikan peringatan kepada Zulfan Lindan sebagai anggota Partai NasDem terkait pernyataan-penyataan kontroversional yang sempat dilontarkan.

Sebelumnya, Lindan sempat menyampaikan pernyataan yang memicu perdebatan di media massa. Misalnya, menyebut Anies Baswedan antitesis Jokowi. Hal ini pun langsung memicu kemarahan dari PDIP.

Menurut Paloh, tindakan Lindan itu dianggap tidak produktif dan jauh dari semangat jati diri NasDem yang mengedepankan politik gagasan. Karena hal itu, Paloh pun memberikan teguran keras dan juga sanksi penonaktifan.

"DPP NasDem kemudian memberikan peringatan keras kepada saudara Zulfan Lindan berupa, pertama menonaktifkan dari kepengurusan DPP NasDem. Kedua melarang keras untuk memberikan pernyataan di media massa dan media sosial atas nama fungsionaris NasDem," kata Surya Paloh dalam siaran persnya, Kamis 13 Oktober 2022.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com