Liputan6.com, Jakarta Banjir merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Malang, Jawa Tengah. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sedikitnya ada delapan desa yang ikut terdampak akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi, pada Senin, 17 Oktober 2022
Di antaranya Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampel Gading. Desa Pujiharjo dan Purwodadi di Kecamatan Tirtoyudo. Desa Sitiarjo, Sidoasri dan Tambakrejo di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Desa Sumbermanjing Kulon di Pagak dan Desa Sumberoto di Donomulyo.
Advertisement
Baca Juga
Ada pun desa yang paling parah terdampak berada di Sitiarjo, Pujiharjo, Lebakharjo, dan Purwodadi. Hal ini diungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan.
"Itu kawasan paling mendesak untuk segera ditangani, alat berat dikerahkan untuk membantu penanganan," ujar Sadono, Senin, 17 Oktber kemarin.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan terkait korban jiwa maupun warga terluka akibat terjangan banjir di delapan desa yang tersebar di lima kecamatan tersebut.
Sebelumnya, pihak BPBD setempat telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut sejak 1 Oktober 2022 lalu karena mulai memasuki musim hujan. Selain banjir, Kabupaten Malang juga mengalami bencana tanah longsor.
Hingga saat ini, penanganan untuk membantu ribuan warga terdampak terus dilakukan. Salah satunya dengan menyiapkan posko-posko pengungsian, dapur umum, dan pelayanan kesehatan.
Berikut sejumlah fakta terkait banjir dan longsor yang terjadi di lima kecamatan di Malang dihimpun dari berbagai sumber:
1. 4.107 Jiwa Terdampak Banjir dan Tanah Longsor
Berdasarkan data sementara Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, diperkirakan ada sekitar 1.369 KK atau 4.107 jiwa terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Data itu hasil kaji cepat tim penaggulangan bencana di lapangan.
"Sampai malam ini tidak ada laporan korban jiwa maupun luka akibat bencana longsor dan banjir,” kata Sekretaris PMI Kabupaten Malang, Aprilijanto.
Sedikitnya delapan desa terdampak bencana banjir di Malang selatan. Kini seluruh personel tanggap bencana dikerahkan untuk membantu penanganan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan, mengatakan warga terdampak banjir di Malang membutuhkan makanan cepat saji, air minum dan tambahan peralatan kebersihan.
"Tidak ada laporan korban jiwa, seluruh potensi SAR telah dikerahkan untuk membantu penanganan," kata Sadono, Senin, 17 Oktober 2022 malam.
Advertisement
2. Sitiharjo, Desa Paling Terdampak
Dari seluruh desa itu, paling terdampak berada di Sitiarjo, Pujiharjo, Lebakharjo dan Purwodadi. Tim tanggap bencana telah mengerahkan alat berat untuk penanganan di Sitiarjo.
Wilayah Desa Sitiarjo merupakan salah satu area yang memiliki potensi terjadinya banjir pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Pada pertengahan September 2022, setidaknya ada puluhan rumah di Desa Sitiarjo yang terdampak banjir akibat hujan intensitas tinggi.
Banjir yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan adanya hujan dengan intensitas tinggi, ditambah pasang air laut. Hujan intensitas tinggi menyebabkan muka air di Sungai Desa Kedung Banteng tercatat mengalami kenaikan hingga 4 meter.
Dengan kenaikan tinggi muka air tersebut, juga menyebabkan hilir pada Sungai Panguluran, Dusun Krajan Tengah, Desa Sitiarjo meluap dan menyebabkan banjir di wilayah tersebut.
3. Evakuasi Warga Terdampak
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan di Kabupaten Malang, Senin, mengatakan saat ini tim yang diterjunkan masih fokus melakukan evakuasi pada warga yang terdampak banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi dan pasang air laut itu.
"Saat ini kami masih fokus evakuasi, penyebabnya masih sama seperti sebelumnya, curah hujan tinggi dan ada pasang air laut," kata Sadono.
Sadono menjelaskan, ada delapan desa dari lima kecamatan yang terdampak banjir di wilayah Kabupaten Malang, yakni Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Desa Purwodadi, dan Desa Pujiharjo di Kecamatan Tirtoyudo.
Kemudian, Desa Sitiarjo, Desa Sidoasri, dan Desa Tambakrejo di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Desa Sumbermanjing Kulon di Kecamatan Pagak, dan Desa Sumberoto di Kecamatan Donomulyo.
"Pendataan masih lambat, karena tim masih melakukan evakuasi. Jumlah keluarga terdampak diperkirakan lebih dari 500 keluarga," katanya.
Untuk saat ini, lanjutnya, BPBD Kabupaten Malang bersama pemangku kepentingan lainnya masih belum membuka tempat-tempat pengungsian untuk menampung warga yang terdampak bencana banjir tersebut.
Ia menambahkan, warga yang dievakuasi tersebut saat ini diprioritaskan untuk menuju tempat yang lebih aman pada rumah tetangga atau rumah keluarga. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa akibat banjir yang melanda lima kecamatan tersebut.
"Warga masih kita tempatkan di rumah warga lain yang terdekat, yang lebih aman. Kemudian ada juga yang ke keluarga mereka. Hingga saat ini, belum ada laporan terkait korban jiwa," ujarnya.
Advertisement
4. 15 Desa di 5 Kecamatan Terdampak Longsor
Selain banjir, menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sadono Irawan, ada tiga kejadian bencana yang disebabkan hujan deras tersebut, yakni banjir bandang, banjir luapan, dan tanah longsor.
"Bencana terjadi di delapan kecamatan yang ada di wilayah Malang bagian selatan," kata Sadono, Selasa (18/10/2022).
Sadono menjelaskan delapan kecamatan yang terdampak bencana tersebut antara lain Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Bantur, Pagak, dan Kecamatan Donomulyo.
Sementara, tanah longsor terjadi di Kecamatan Ampelgading, Dampit, Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, dan Kecamatan Tirtoyudo. Tanah longsor itu berdampak ke setidaknya 15 desa di wilayah tersebut.
"Untuk banjir luapan terjadi di Kecamatan Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo dan Kecamatan Pagak. Kurang lebih ada delapan desa terdampak," ujarnya.
Sedangkan bencana banjir bandang, lanjutnya, terjadi di wilayah Kecamatan Tirtoyudo dan Kecamatan Ampelgading. Banjir bandang tersebut berdampak pada lebih dari 990 kepala keluarga.
"Untuk banjir bandang di Desa Pujiharjo ada 267 kepala keluarga dan di Desa Lebakharjo yang terdampak 723 kepala keluarga," jelasnya.