Liputan6.com, Jakarta - Ahli Geologi telah melakukan kajian tanah longsor di Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kalapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, yang merenggut empat nyawa pada 13 Oktober 2022 sore lalu. Dari hasil kajian sementara, disebutkan bahwa longsor diduga dipicu karena terjadi pelapukan bebatuan.
"Di sini ada lapisan tanah tebal. Jarang-jarang ditemukan di lapangan. Artinya bahwa mungkin awalnya ada batuan kemudian lapuk kena air, lama-lama jadi tanah tebal," kata Ahli Geologi Pusat Kajian Geopark dan Kebencanaan Geologi Universitas Pakuan, Denny Sukamto Kadarisman, Rabu (19/10/2022).
Dugaan lainnya, lanjut Denny, longsor disebabkan adanya rembesan dari aliran Kali Cidepit. Ditambah, intensitas curah hujan dengan durasi lama menyebabkan kandungan air di dalam tanah cukup tinggi.
Advertisement
"Ada pengaruh air masuk sehingga membuat tanah lapuk dan tidak kuat menahan beban, terjadi longsor," ucapnya.
Baca Juga
Namun begitu, longsoran yang terjadi di Gang Barjo bukan tipe menggelincir, melainkan ambrol karena ada areal bukaan di atasnya.
"Longsoran itu hanya akibat roboh saja bukan karena gelinciran. Kalau tanah gelincir ada sesuatu yang licin di bawah kemudian tanah bergeser. Ini yang paling bahaya karena seluruh wilayah akan terkena. Kalau ini karena lokal saja," kata dia.
Â
Bangun Turap
Untuk itu, dia merekomendasikan kepada Pemkot Bogor untuk dibangun turap dengan konsep terasering.
Kemudian membongkar bangunan di atas tebingan untuk dijadikan kawasan ruang terbuka hijau.
"Bangunan di atas tebingan dibongkar untuk dijadikan kawasan hijau. Pemilik bangunan tadi sudah menyetujui," ucapnya.
Apabila semua rekomendasi ini sudah dilakukan maka ia meyakini area tersebut aman dari bencana longsor.
"Kalau itu sudah aman, Insyaallah di bawah juga aman. Selanjutnya tergantung pemerintah daerah apakah akan direlokasi atau tidak," pungkasnya.
Advertisement