Sukses

Survei LSI: Mayoritas Publik Menilai Penegakan Hukum di Indonesia Buruk

Sebanyak 43 persen responden dalam survei LSI menilai bahwa penegakan hukum di Indonesia buruk. Sementara hanya 23,4 persen yang menilai penegakan hukum baik.

Liputan6.com, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia atau LSI merilis hasil survei terkait kepercayaan publik terhadap penegakan hukum. Hasilnya, kondisi penegakan hukum di Tanah Air dinilai buruk yakni sebesar 43 persen.

"Menilai buruk. Masih lebih banyak atau jauh lebih banyak dibandingkan yang menilai baik. Ada sekitar 43 persen yang menilai buruk. Hanya 23,4 persen yang menilai kondisi penegakkan hukum baik," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparannya, Kamis (20/10/2022).

Sementara itu, Djayadi menyebut publik yang menilai penegakan hukum secara nasional sangat baik (3,3 persen), baik (20,1 persen), sedang (26,8 persen), buruk (29,2 persen), sangat buruk (13,7 persen).

"Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 6,9 persen," kata dia.

Sementara itu, terkait persepsi publik terhadap tragedi Kanjuruhan, hasil survei menyebutkan masyarakat tahu bahwa korban meninggal dalam tragedi tersebut akibat tembakan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan, yakni sebesar 78,8 persen.

"Mayoritas juga setuju, kepolisian semestinya tidak menembakkan gas air mata karena menilai aksi tidak anarkis, yakni sebesar 58,9 persen," kata Djayadi. 

Djayadi juga mengungkapkan bahwa mayoritas responden (70,9 persen) setuju bahwa seharusnya Kepolisian tidak menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton karena kerusuhan terjadi di lapangan bukan di tribun penonton.

Adapun survei dilakukan pada tanggal 6-10 Oktober 2022 melalui telepon dengan jumlah sampel sebanyak 1.212 responden.

Metode yang digunakanan adalah metode random digit dialing (RDD). Sementara, margin of error sebesar ±2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

LSI Denny JA: Kepercayaan Publik ke Polri Turun Tajam Imbas Kasus Sambo

Sebelumnya, LSI Denny JA merilis hasil survei terbaru dengan judul 'Kasus Ferdy Sambo dan Pemilih Pilpres'. Yang mana, menyatakan jika kasus Ferdy Sambo sebagai kasus yang paling dramatis yang terjadi sepanjang 2022.

"Kasus seperti ini belum tentu terjadi sepuluh tahun sekali. Bahkan kasus seheboh ini mungkin belum tentu terjadi lima puluh tahun sekali," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam konferensi pers, Selasa, 18 Oktober 2022. 

Ardian menjelaskan, setidaknya ada lima hal yang membuat kasus Ferdy Sambo menjadi kasus paling dramatis tahun 2022. Pertama, kasus ini didengar hampir seluruh masyarakat Indonesia, yaitu sekitar 87,5 persen populasi di Indonesia.

"Ternyata yang mendengar ada 87,5 persen. Jadi kasus ini didengar oleh mayoritas Absolut atau mayoritas mutlak populasi yang ada di Indonesia mayoritas Absolut Biasanya kita lihat ketika memang yang mengetahui ini di atas 75 persen, yang mengetahui kasus ini bahkan lebih dari 75 ada di angka 87,5 persen," papar Ardian.

Faktor kedua, kasus ini didengar oleh berbagai lapisan masyarakat. Mayoritas berbagai lapisan masyarakat juga mengetahui kasus ini. Faktor ketiga kasus Sambo ini bertahan menjadi pembicaraan publik selama berbulan-bulan.

Faktor Keempat, kata Ardian, kasus Ferdy Sambo seperti drama yang penuh isu panas dan perubahan karakter. Dari kasus polisi tembak polisi, berubah ke isu perselingkuhan.

3 dari 3 halaman

Survei LSI: Ganjar-Airlangga Unggul di Pemilih PDIP, Golkar, PKB, dan PAN

Pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto unggul pada pemilih PDIP, Golkar, PKB, dan PAN. Hal itu diungkap dalam simulasi pasangan capres-cawapres 2024 di topik pertarungan segmen pemilih dalam rilis survei LSI Denny JA.

Ganjar-Airlangga memperoleh suara dari pemilih PDIP 59,9 persen, Partai Golkar 37,1 persen, PKB 21,7 persen, dan PAN 41,2 persen.

"Ada empat partai yang konstituen partainya lebih cenderung memilih pasangan Ganjar dan Airlangga," kata peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat jumpa pers di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Dalam simulasi pasangan capres-cawapres lainnya, Prabowo Subianto-Puan Maharani hanya unggul pada pemilih Gerindra sebesar 51,3 persen.

Sedangkan, pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono unggul di konstituen PKS 48,5 persen, Demokrat 48,8 persen, NasDem 32,3 persen, dan PPP 55,6 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.