Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menuturkan, banyak yang bertanya bagaimana cara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa bertahan sampai Pemilu 2024.
Pertanyaan tersebut dilontarkan karena KIB belum deklarasi calon presiden. Apalagi di antara partai KIB saling mendorong calon presiden pilihan masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
"Terakhir soal capres. Banyak yang dinanti soal ginian. Banyak yang tanya itu gimana KIB mau bertahan sampai selesai. Capres aja beda-beda," ujar Zulhas dalam pemantapan visi dan misi KIB di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Zulhas mengatakan, wajar saja masing-masing partai mendorong kadernya sebagai calon presiden.
"Saya bilang gimana. Pak Airlangga Golkar partai pemenang nomor dua. Layak nggak jadi capres? Sangat layak. Pantas. Boleh tepuk tangan," kata Zulhas di hadapan kader Golkar.
"Ketum PAN? ya layak juga. PPP? Sama," sambungnya.
Partai politik tentunya menginginkan ketua umumnya menjadi calon presiden. Menurut Zulhas partai politik memang menginginkan kadernya apalagi ketua umum harus menjadi calon presiden.
"Dan seluruh kader itu pasti ketua umumnya ingin jadi capres atau cawapres. Kalau nggak partai buat apa. Jadi itu keinginan semua kader partai ya seperti itu," jelas Menteri Perdagangan ini.
Akan ada waktunya calon presiden dan calon wakil dibahas KIB. Saat ini konsep tengah dimatangkan. KIB juga menghormati Presiden Joko Widodo sehingga tidak perlu buru-buru bahas capres.
"Nanti, sejalan dengan waktu konsep kita mantapkan, ada keinginan, ada realita. itulah diperlukan kedewasaan kita, dan Golkar sangat dewasa soal itu. Pengalamannya kan panjang. Kalau PAN, dan PPP cocok sama Golkar. Happy. Nyambung," kata Zulhas.
Â
Bosan Cebong Kadrun
Zulhas mengatakan, cara KIB untuk memperkenalkan konsepnya ini tidak mudah. Justru KIB tidak ingin mengulang apa yang terjadi di Pilpres terdahulu.
"KIB itu ngajak kita berpikir, memang tidak mudah, jual konsep gagasan memang tidak mudah. Tapi kalau jual cebong kadrun itu kayaknya cepet gitu, tapi mas agak bosen kita jualan seperti itu terus, justru dalam perputaran yang cepet ini KIB mau apa," kata dia.
Menurut Zulhas dalam demokrasi harus bisa melahirkan pemimpin yang memiliki nilai. Pemimpin yang berintegritas akan menghasilkan sistem yang baik.
"Kalau pemimpinnya punya karakter, integritas tentu akan menghasilkan undang-undang yang baik, undang-undang yang baik akan menghasilkan sistem yang baik, sistem yang baik punya value akan menghasilkan masyarakat yang baik, yang setara, harmoni, yang saling menghormati, itu demokrasi yang kita inginkan," ujarnya
"Tapi demokrasi kita menghasilkan cebong kampret, ketidakadilan," sambungnya.
Maka itu, KIB akan membahas soal capres di akhir. Karena perlu mematangkan konsep lebih dahulu.
"Oleh karena itu KIB itu bahas soal presiden itu chapter terakhir kata Ketua Umum Pak Airlangga, chapternya terakhir. Kita harap kan kalau terakhir kan nanti, nanti, kan masih ada inkumbennya. Kita rumuskan dulu konsep pikir kita seperti apa," kata Zulhas.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement