Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri mengatakan jika kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang sebabkan ratusan anak meninggal akibat diduga konsumsi obat sirup, masih menunggu hasil pengecekan dari laboratorium.
Menurutnya pengecekan kandungan ini terhadap kandungan obat dilakukan dalam kepentingan tahap penyelidikan atas kasus ini yang diusut melalui tim gabungan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga
"Nanti masih nunggu hasil laboratorium dan tahapnya masih penyelidikan. Nunggu update dulu dari Bareskrim," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo ketika dikonfirmasi, Senin (24/10/2022).
Advertisement
Adapun sampai dengan saat ini Bareskrim sedang melakukan proses pengecekan kandungan dari laboratorium bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPOM.
"Tim dari Bareskrim bekerja dengan agenda mengecek hasil laboratorium bersama Kemenkes dan BPOM. Tim melakukan penyelidikan secara sinergi dan atensi kejadian tersebut," sebutnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah menginvestigasi jenis bahan baku maupun produk obat yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut.
Investigasi tersebut harus juga melibatkan kementerian di luar koordinasinya yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
"(Pak Menteri Kesehatan) sudah lapor ke saya tapi belum semua, karena saya harus mengundang dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian terutama karena kemungkinan ini bahan bakunya impor, bahkan mungkin obatnya itu sendiri impor," kata Muhadjir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 21 Oktober 2022.
Kemenkes dan BPOM Temukan 3 Zat Kimia Berbahaya
Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan tiga zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) pada 15 contoh produk obat sirop yang diteliti dari pasien gangguan ginjal akut.
Zat-zat kimia tersebut terdeteksi di organ pasien melalui penelitian terhadap 99 pasien balita meninggal akibat gagal ginjal di Indonesia.
"Kemudian di dalam negeri mesti kita libatkan juga Kementerian Perindustrian, bagaimana supervisinya terhadap industri-industri domestik yang sekarang dicurigai sebagai pemicu gagal ginjal akut itu," tambah Muhadjir
Muhadjir mengatakan saat ini penanganan kasus tersebut masih ditangani Kemenkes dan BPOM. "Sementara masih ditangani Pak Menkes dan BPOM," ungkap Muhadjir.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement