Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap cuaca cerah berawan terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), pada Selasa (25/10/2022) pagi ini.Â
Sementara, siang nanti sebagian titik bakal diguyur hujan ringan, sedangkan sore harinya berpotensi dibarengi petir dan angin kencang.
Advertisement
Baca Juga
"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di Jaksel dan Jaktim pada sore dan menjelang malam hari," kata BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Selasa.
Potensi yang sama juga dilaporkan BMKG terjadi untuk sejumlah daerah penyangga Jakarta. Hujan lebat disusul petir dan angin kencang terjadi di sebagian Kota Bogor, Depok, dan Bekasi siang nanti.Â
"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu antara siang/sore hingga malam hari di sebagian wilayah di Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi," jelas BMKG.Â
Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:Â
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
Depok | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Hujan Ringan |
Bogor | Â Cerah Berawan | Â Hujan Lebat | Â Hujan Ringan |
Tangerang | Â Berawan | Â Berawan | Â Berawan |
BMKG: Fenomena La Nina Triple Dip Jadi Ancaman Negara-Negara di Dunia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menjadi ancaman bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. Fenomena ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca-iklim di Indonesia. Salah satunya menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.
La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.
Di sisi lain, pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
Fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".
Advertisement
Waspadai Penyakit yang Bisa Timbul di Musim Hujan
Dipaparkan Dwikorita, pola cuaca La Nina adalah salah satu dari tiga fase El Niño Southern Oscillation (ENSO). Ini mengacu pada suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat beralih antara fase hangat yang disebut El Niño, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Niña, dan fase netral.
Fenomena La Niña membawa dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.
"Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap," imbuhnya.
 Â