Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari pengambilan air untuk kebutuhan kilang RU II Sei Pakning di anak Sungai Dayang, desa Lubuk Muda Kabupaten Bengkalis, Pertamina RU II Sei Pakning melakukan pendampingan pengolahan air gambut menjadi air layak dikonsumsi lewat program Filagam (Filtrasi Air Gambut).
Filagam dimulai dari tahun 2020 agar warga dapat memenuhi kebutuhan air bersih hingga air siap minum digawangi oleh kelompok Tirta Muda yang berjumlah 10 pemuda dan diketuai oleh Andi Syahputra.
"Harapan kami dari Pertamina adalah program Filagam bisa berkelanjutan dan anak muda di lokasi ini bisa semakin maju serta menjadi kebanggaan Bengkalis," kata Manager Produksi Pertamina RU II Sei Pakning, Antoni R Doloksaribu, Selasa (25/10/2022).
Advertisement
Program Pertamina disambut masyarakat setempat. Menurut Kepala Desa Lubuk Muda, Irawan, program Filagam sangat membantu akses air bersih penduduk desa.
"Pihak desa siap bekerja sama dalam pelaksanaan program agar program pertamina dapat berkelanjutan, terima kasih atas bantuan yang diberikan Pertamina," ujar Kepala Desa Lubuk Muda, Irawan.
Output dari program ini adalah pertama, memproduksi 5.840 ton air bersih per tahun. Kedua, pendapatan Kelompok pemuda (Tirta Muda) sebesar Rp86.400.000. Ketiga, menjangkau 3.107 orang penerima manfaat.
Program Pengelolaan Gambut
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) Sei Pakning Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau juga merintis program pengelolaan lahan gambut dengan tajuk Kilau Permata Pesisir Gambut.
Pertamina telah lama memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) terkait pengelolaan lahan gambut. Hal ini juga sejalan dengan prinsip Environmental, "Social and Governance" (ESG) yang diterapkan di PT KPI.
Program itu mulai dari Revitalisasi dan Konservasi Kawasan Mangrove Pesisir Gambut, Pertanian Lahan Gambut Ramah Lingkungan, hingga Pengolahan Air Gambut.
Lebih rinci, Manager Produksi Pertamina RU II Sei Pakning, Antoni R Doloksaribu mengatakan, bersama masyarakat dan pemangku kepentingan terkait mengembangkan inovasi sosial berupa Triangle Mangrove Barrier (TRIMBA) yang berfungsi untuk menahan ombak, menangkap sedimen, hingga mendukung pertumbuhan bibit mangrove di pesisir. "Mangrove Education Center" juga dibangun sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Permasalahan di pesisir gambut tidak akan selesai jika tidak melestarikan wilayah daratan. Oleh karena itu, PT KPI RU Sei. Pakning juga merintis program Pertanian Lahan Gambut Ramah Lingkungan dengan inovasi Poligowo untuk metode penanaman serta inovasi alat injeksi pupuk FERIN agar pemupukan dua kali lebih cepat.
“PT KPI RU Sei Pakning berupaya untuk membuat inovasi program CSR berdasarkan permasalahan yang ditemui di lapangan sehingga hasilnya bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” sambung Antoni.
Advertisement