Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Pol (Purn) Firli Bahuri menyatakan pihaknya berharap Gubernur Papua Lukas Enembe segera pulih dari sakit. Firli menyebut KPK akan mengirimkan tim dokter independen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke Papua.
"Karena itu KPK mengajak dokter IDI, memastikan bahwa beliau ini sehat atau tidak sehat untuk mengikuti pemeriksaan. Tapi, jauh lebih penting bagaimana kita bisa memulihkan kesehatan beliau, karena beliau adalah gubernur, beliau sudah memberikan bakti pada negara ini," ujar Firli dalam keterangannya, Jumat (28/10/2022).
Baca Juga
Menurut Firli, pihaknya ingin memenuhi hak Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi penanganan proyek di Pemprov Papua. Salah satu hak yang harus dipenuhi yakni hak kesehatan.
Advertisement
"Kita ingin mengedepankan dan memenuhi hak-hak seorang tersangka, setelah itu KPK tetap menuntaskan perkara ini. Sehingga nanti tim penyidik KPK, IDI akan berangkat ke Papua," kata Firli.
Firli juga berterimakasih kepada penasihat hukum dan masyarakat Papua yang berkenan menerima kedatangan tim lembaga antirasuah dan dokter IDI. Namun Firli belum mau membeberkan kapan pihaknya akan bertolak ke Papua.
"Untuk waktu tentu akan kami sampaikan pada saatnya, tidak untuk saat ini," kata Firli.
Sebelumnya, KPK membutuhkan bantuan TNI, Polri, hingga instutisi lain dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi Gubernur Papua Lukas Enembe. KPK membutuhkan bantuan penegak hukum lain lantaran kondisi di Papua berbeda dengan wilayah lainnya.
"Kita harus pahami, makanya kami rapat koordinasinya juga banyak melibatkan pihak lain, ya. Aparat keamanan kita libatkan karena kita tahu kondisi Papua seperti apa," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam keterangannya, Selasa (25/10/2022).
Menurut Alex, dalam penanganan kasus korupsi lainnya pihaknya tak terlalu membutuhkan bantuan dari penegak hukum lainnya, sedangkan penanganan kasus Lukas Enembe berbeda.
"Itu yang harus menjadi perhatian. itu berbeda, teman-teman menyatakan, 'lho kok yang lain enggak', ya karena kondisinya berbeda. Kalau yang lain kita enggak perlu koordinasi dengan TNI, dengan BIN, dan lain sebagainya," kata dia.
Menurut Alex, pihaknya sudah berusaha tak melibatkan penegak hukum lain dalam kasus ini. Namun dalam perjalanannya KPK tak sanggup sendirian mengusut kasus Lukas Enembe.
"Upaya hukum sudah kami lakukan semuanya dan pada akhirnya kesimpulannya seperti saya sampaikan tadi," kata dia.
Keputusan Dokter IDI Jadi Pegangan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal menentukan nasib Gubernur Papua Lukas Enembe usai tim dokter independen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memeriksa kesehatan Lukas di kediamannya di Papua.
"Berdasarkan pemeriksaan IDI-lah nanti kita akan menetapkan, menentukan sikap lebih lanjut," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (24/10/2022).
Terkait dengan kondisi kesehatan Lukas Enembe, Alex mengaku belum mengetahui lebih lanjut. Alex, mengklaim saat tim dokter Lukas bertemu dengan tim dokter KPK tak membicarakan kondisi Lukas.
"Kalau informasi tadi, tidak disampaikan, ya. Tentu itu menjadi domainnya dokter, dokter kemarin kan didampingi dokter KPK juga, dari dokter KPK, dan tadi tidak dibicarakan apa sih kondisinya," kata Alex.
Lantaran tak mengetahui secara pasti kondisi Lukas, maka KPK memutuskan meminta tim dokter independen IDI memeriksa kesehatan Lukas. Alex memastikan KPK tidak bisa percaya begitu saja dengan klaim dari dokter pihak yang berperkara.
"Dalam penegakan hukum kan kita perlu juga second opinion, tidak mendasarkan pada keterangan misalnya pada dokter pribadi atau dokter yang bersangkuta, tapi kita butuh second opinion dalam rangka untuk penegakan hukum," kata dia.
Advertisement